Impor Indonesia Diprediksi Bakal Lebih Tinggi dari Ekspor di 2023
Sedangkan perlambatan pertumbuhan ekspor pada 2023 disebabkan oleh penurunan harga komoditas, terutama batu bara, yang didorong oleh permintaan global yang lesu di tengah meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global.
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman memperkirakan pertumbuhan impor akan lebih tinggi dibandingkan ekspor pada 2023. Ini terjadi karena penguatan permintaan domestik.
Menurut dia, permintaan domestik pada 2023 didorong oleh pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan keputusan untuk melanjutkan proyek strategis nasional (PSN).
-
Kapan Hari Buruh Internasional diperingati? Hari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
-
Kapan Hari Berang-Berang Internasional diperingati? Tidak lain adalah Hari Berang-Berang Internasional setiap 7 April. Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih lanjut sejarah dan peran pentingnya.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kenapa Pantai Cemara Cipanglay sempat viral? Sebelumnya, Pantai Cemara Cipanglay sempat viral di media sosial, karena jadi salah satu pantai yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat umum.
-
Kapan Hari Batu Internasional dirayakan? Pentingnya batu dalam kehidupan, ternyata mendapatkan perhatian tersendiri. Buktinya, terdapat peringatan khusus yaitu Hari Batu Internasional yang dirayakan setiap 13 Juli.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Namun demikian, Faisal mengatakan pertumbuhan impor pada 2023 cenderung melemah dibandingkan 2022, karena harga minyak yang turun dan antisipasi penurunan ekspor.
Sedangkan perlambatan pertumbuhan ekspor pada 2023 disebabkan oleh penurunan harga komoditas, terutama batu bara, yang didorong oleh permintaan global yang lesu di tengah meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global.
"Meski diproyeksikan menyusut, surplus neraca perdagangan bisa bertahan lebih lama karena kita melihat penurunan harga komoditas lebih bertahap," kata Faisal.
Dia juga memperkirakan cadangan devisa nasional akan berada di kisaran USD 135 - USD 140 miliar pada akhir 2023 atau tidak terlalu jauh dibandingkan sebesar USD 137,2 miliar pada Desember 2022.
"Kami mengantisipasi bahwa neraca transaksi berjalan akan berubah menjadi defisit yang dapat dikelola sekitar 1,10 persen dari PDB pada 2023 dari perkiraan surplus sebesar 1,05 persen dari PDB pada 2022," kata Faisal.
Sedangkan, terkait neraca keuangan, dia memperkirakan akan menghadapi sejumlah tantangan pada 2023, namun potensinya tetap terlihat.
Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global yang bisa memicu sentimen risk-off di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor cenderung beralih ke aset safe-haven.
Selain itu, pembukaan kembali ekonomi China yang bisa menarik investor untuk mencari penyeimbangan portofolio di Asia.
Namun demikian, dia menyebut kebijakan pemerintah untuk terus melakukan hilirisasi sumber daya alam dapat menarik lebih banyak aliran investasi langsung ke Indonesia. Selain itu, lanjut Faisal, upaya mempertahankan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam juga dapat menghambat penempatan aset ke luar negeri.
(mdk/idr)