Impor Susu, Daging Sapi Hingga Beras di Tengah Jargon Swasembada Pangan Indonesia
Presiden Prabowo Subianto secara konsisten menyuarakan agar Indonesia bisa swasembada pangan, meski dalam realisasinya hal itu sulit.
Sejak dilantik sebagai Presiden, Prabowo Subianto menekankan kepada seluruh jajaran menteri yang disebut sebagai kabinet merah-putih, untuk swasembada pangan. Target ini bahkan digadang-gadang dapat terealisasi dalam kurun lima tahun.
"Kita harus swasembada pangan, itu prioritas dasar karena situasi global, perang besar, bisa pecah setiap saat. Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan rakyat kita sendiri. Swasembada energi, mutlak," kata Prabowo di dalam Sidang Kabinet Paripurna Perdana di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/10).
- Kisah Ni Luh Puspa: Sosok 'Wong Cilik' Pernah jadi Pemecah Batu hingga Jurnalis, Kini Jabat Wamenpar
- Prabowo Ingin Swasembada Pangan dalam 5 Tahun, Mungkinkah?
- Prabowo Targetkan Swasembada Pangan Paling Lambat 5 Tahun: Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia!
- Mengenal Sosok Ribka Haluk, Satu-satunya Pj Gubernur Wanita di Papua yang Curi Perhatian
Untuk swasembada pangan, Prabowo mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang potensial dan sangat banyak. Potensi tersebut saat ini harus bisa dimanfaatkan dengan bijak tanpa keragu-raguan lewat hilirisasi sumber-sumber tersebut.
Ia juga berharap program hilirisasi juga bisa dilakukan oleh para jajaran kabinetnya agar dapat mewujudkan swasembada energi di Indonesia.
Agar target swasembada pangan ini bisa tercapai, Kementerian Pertanian ditunjuk sebagai leading sector. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman membeberkan, Kementan bakal melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.
Intensifikasi akan dilakukan di Pulau Jawa, lantaran punya tingkat produksi paling besar. Itu dilakukan dengan pompanisasi tanah jika tak ada hujan, serta lewat pengadaan mesin pertanian.
"Kemudian di-extensifikasi adalah cetak sawah, dan optimalisasi lahan rawah. Itu ada 360 ribu hektare, kemudian tahun depan minimal 350 ribu hektare," terang dia.
Strategi lainnya, dengan mencetak sawah di daerah-daerah baru semisal Merauke, Kalimantan dan Sumatera. "Cetak sawah di Merauke ada 1 juta hektare, Kalimantan Tengah ada rencana 500 ribu hektare, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat," ungkapnya.
"Daerah sentra ini kita menjadi perhatian dan kawal khusus. Kalau ini semua tercapai Insya Allah, swasembada kita capai," dia menambahkan.
Impor Sapi
Kendati menggagas swasembada pangan, rupanya pemerintah masih bergantung impor terhadap sejumlah komoditas pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat, misalnya daging sapi.
Pemerintah mempertimbangkan untuk impor sapi dalam mendukung program pemenuhan gizi bagi anak-anak sekolah.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengungkapkan bahwa program makanan bergizi bagi anak-anak sekolah ini akan dimulai pada tahun 2025.
Dengan menjangkau sekitar 83 juta siswa di seluruh Indonesia. Sebanyak 46 perusahaan dalam dan luar negeri telah berkomitmen untuk mendatangkan sekitar 1,3 juta ekor sapi guna mendukung program tersebut.
Pemerintah juga akan memberikan dukungan perizinan serta menyiapkan lahan 1 juta hektar untuk memelihara sapi. Oleh karena itu, Sudaryono berharap ada kerja sama dari Jepang dalam menjalankan program ini.
Menurutnya, dengan populasi sapi yang hanya mencapai sekitar 12 juta ekor, Indonesia memerlukan tambahan indukan sapi untuk bisa mencapai swasembada daging.
Pemerintah juga mengizinkan perusahaan-perusahaan tersebut memilih sumber impor dari negara-negara seperti Meksiko dan Brasil yang memiliki iklim serupa, sehingga sapi dapat lebih mudah dalam beradaptasi.
Impor Susu
Selain daging sapi, impor susu juga akan dilakukan dengan dalih merealisasikan makan bergizi gratis sebagaimana kampanye Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebutkan bahwa Indonesia akan mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam sebagai bagian dari program pemenuhan gizi.
Pemerintah juga akan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi di tingkat rumah tangga melalui pekarangan pangan bergizi, di mana masyarakat dapat menanam sayuran, umbi-umbian, dan beternak ayam atau bebek di pekarangan rumah mereka.
“Untuk susu sapi, kami mengundang investor dari Vietnam. Dia berani memproduksi susu 1,8 juta ton, kami mengimpor 3,7 juta ton. Berarti separuhnya dari Vietnam. Itu kami mau kawal," jelas Menteri Pertanian.
Impor Beras
Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mempertimbangkan untuk membuka kran impor beras dari India sebanyak 1 juta ton.
Dilansir dari Reuters, Zulkifli menyampaikan bahwa impor ini dilakukan karena produksi beras diperkirakan turun hingga 2,43 persen, menjadi 30,34 juta metrik ton tahun ini.
Sebagai tambahan, pemerintah telah membuka opsi untuk menciptakan lahan sawah baru seluas hingga 1 juta hektar pada tahun 2025.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia mencapai 3,05 juta ton dari Januari hingga Agustus 2024 dengan nilai sebesar USD1,91 miliar atau sekitar Rp29,9 triliun.
Sebagian besar beras tersebut didatangkan dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Kenaikan jumlah impor ini dipandang sebagai solusi jangka pendek untuk menstabilkan harga dan memastikan stok beras di pasar tetap terjaga.
Melalui berbagai langkah, pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan keseriusan dalam menjamin ketahanan pangan nasional. Impor sapi, susu, dan beras menjadi salah satu langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat.
Reporter magang: Thalita Dewanty.