Indef: Pertumbuhan Tinggi Tak Menandakan Ekonomi Kembali ke Tahap Normal
"Pada kuartal II tahun ini, jika dibandingkan dengan sebelum covid-19, pertumbuhan baru di 3,87 persen."
Perekonomian di Indonesia tumbuh mencapai 7,07 persen pada kuartal II tahun 2021 secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini melonjak tinggi dari kuartal II pada tahun 2020, di mana saat ekonomi terkontraksi minus 5,32 persen.
Kepala Center of Industry, Trade, and Invesment Institute For Development on Economic and Finance (Indef), Andy Satrio Nugroho mengatakan bahwa, pertumbuhan yang tinggi saat ini tidak menandakan ekonomi nasional kembali ke tahap normal.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"Pada kuartal II tahun ini, jika dibandingkan dengan sebelum covid-19, pertumbuhan baru di 3,87 persen," ujar Andry pada konferensi pers virtual 'Waspada Gelombang 2 Pemulihan Ekonomi: Tanggapan Kinerja Ekonomi Triwulan II tahun 2021' secara virtual di Jakarta, Jumat(6/8).
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi ke depan juga masih harus menghadapi banyak tantangan. Misalnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kondisi ini membatasi kegiatan masyarakat, yang berarti ekonomi akan ikut terdampak.
Selain itu, varian delta saat ini juga cukup sulit dikendalikan. Andry memprediksi, jika kondisi pandemi belum mereda di kuartal III- 2021, maka pertumbuhan ekonomi akan kembali turun.
Dia menegaskan, kondisi saat ini juga sangat berbeda dengan sebelum pandemi. Salah satunya mobilitas masyarakat yang masih terbatas.
"Artinya, aktivitas semuanya belum kembali normal seperti sebelum adanya Covid-19, kita harus menjalani beberapa hal seperti, protokol kesehatan, social distancing, memakai masker, dan lain sebagainya, dan ini saya rasa yang masih membuat perekonomian tumbuh terbatas" jelas Andry.
Varian Delta Jadi Ancaman
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyebut bahwa, penyebaran virus corona varian delta di Indonesia akan menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021. Kondisi ini juga akan mempengaruhi kinerja ekspor dan impor Indonesia ke negara tujuan,
Dia menyebut, varian delta saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Namun juga dialami beberapa negara mitra dagang Indonesia, seperti China dan Amerika Serikat.
"Karena ini menyebar di beberapa negara, maka akan ada potensi surplus kita berkurang dan ini akan menjadi ancaman sumber pertumbuhan ekonomi kita di kuartal III 2021," kata dia dalam diskusi Indef Waspada Gelombang 2 Pemulihan Ekonomi, Jumat (6/7).
Dia mengatakan, sebagian besar pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen sendiri dipengaruhi oleh surplus perdagangan, utamanya pada ekspor dan impor. Oleh karenanya, jika varian ini terus menyebar, maka akan sulit meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia.
"Saya kira permintaan akan melambat dari beberapa negara mitra dagang," jelas dia.
Di sisi lain, Tauhid menyebut ketahanan pemerintah Indonesia dalam menghadapi varian delta menjadi paling rendah jika dibandingkan beberapa negara. Hal ini didasari dari penanganan Covid-19 itu sendiri dan juga upaya vaksinasi.
"Sehingga kita cukup menderita dan belum bisa memastikan kapan varian delta ini dikurangi sampai dengan hari ini angkanya sudah 35 ribu kasus dan ini masih akan terus menjadi ancaman," jelas dia,
Dia menekankan, semakin lama penanganan pandemi Covid-19, maka semakin lama juga ekonomi Indonesia akan pulih. "Butuh berapa waktu lama kita menurunkan? apakah 3-4 bulan? saya kira ini tergantung dari penanganan covid semakin lama, semakin berdampak kepada ekonomi kita," tandasnya.
Reporter Magang: Mutiara Syafira
(mdk/idr)