Indonesia butuh 40 pabrik pengolahan mineral
Kadin meminta pembangunan pabrik pengolahan harus didukung pasokan listrik yang memadai.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), menegaskan pengusaha masih akan melihat prioritas lokasi pembangunan pabrik pengolahan mineral (smelter). Hal ini sebagai upaya Kadin, agar ada pemerataan ekonomi di daerah.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri, perlu ada pembangunan smelter yang cukup banyak mencapai 40 unit. Namun, pembangunan tersebut harus didukung pasokan listrik yang memadai. "Untuk semua itu kita butuh pasokan listrik 1500 megawatt," katanya di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (28/6).
Dia meminta pada PLN untuk menyediakan pasokan listrik untuk pabrik pengolahan yang akan dibangun di daerah. Kadin akan mengacu pada masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) dan undang-undang Minerba serta Peraturan Menteri ESDM No 7 tahun 2012. "filosofinya, Kadin ingin membangun smelter besar-besaran," ujarnya.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) menganjurkan investor untuk membangun pabrik pengolahan mineral (smelter) di wilayah Jawa. Hal ini karena pabrik smelter membutuhkan listrik besar dan PLN hanya sanggup memasok listrik di Jawa. "Kita akan mengarahkan mereka membangun di Jawa. Untuk smelter yang membutuhkan listrik 70 sampai 140 megawatt," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji.
Dia memastikan pembangkit listrik di Pulau Jawa masih bisa menampung kebutuhan listrik industri pengolahan. Paling tidak untuk 10 pabrik dibutuhkan 1.400 megawatt listrik. Saat ini PLN memiliki pasokan listrik sebesar 28.000 megawatt dengan kebutuhan listrik pulau Jawa saat beban puncak mencapai 20.000 megawatt. "Artinya masih ada surplus 8.000 megawatt," ujarnya.
(mdk/arr)