Indonesia masih kalah dengan India gunakan tenaga air
Konsumsi listrik dari pembangkit listrik tenaga air di Indonesia turun.
Pusat data British Petroleum (BP) menyatakan Indonesia hanya mengkonsumsi listrik 0,4 persen dari pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Kawasan Asia Pasific secara keseluruhan mengambil porsi 31,3 persen konsumsi listrik dari pembangkit bertenaga air (PLTA) di dunia pada 2011.
Data yang diterima merdeka.com, Kamis (6/9) menyatakan dengan porsi 0,4 persen pemanfaatan listrik tenaga air, Indonesia kalah dibandingkan India. Karena, pemakaian listrik dari PLTA di India mencapai 3,8 persen. Namun jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia tetap lebih unggul, konsumsi listrik dari air di negeri jiran tersebut hanya 0,2 persen.
-
Apa yang dihasilkan oleh PLTA Ketenger? Selain untuk menggerakkan turbin, air dari PLTA Ketenger juga dialirkan menuju saluran irigasi untuk mengairi pertanian sekitar.
-
Di mana PLTA Ketenger berada? Salah satu peninggalan Belanda itu adalah PLTA Ketenger, lokasinya berada di Gerumbul Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden.
-
Mengapa PLTA Ketenger dibangun? Dikutip dari Wikipedia, PLTA Ketenger dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi rumah-rumah di Kota Purwokerto, Kabupaten Purbalingga, hingga Kebumen.
-
Di mana PLTA Gunungtua terletak? Sebuah unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) peninggalan Belanda masih berdiri kokoh di Desa Gunungtua, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
-
Kapan PLTA Kracak diresmikan? Sebagian besar desain gedung pembangkit tidak diubah sejak pertama diresmikan pada 1926, dan hanya diperbarui sesuai bentuk awal.
-
Kenapa PLTA Kracak dibangun? Kala itu, Kota Buitenzorg atau Bogor jadi salah satu kota penyangga Batavia yang sibuk. Banyak aktivitas pemerintahan, industri, pendidikan dan penelitian oleh Belanda yang dilakukan di sana, sehingga membutuhkan supply listrik.
Pada 2011, konsumsi listrik tenaga air di Indonesia mencapai 3,5 juta ton setara minyak (million tonnes oil equivalent/MTOE). Dibandingkan 2010, maka jumlah tersebut terbilang merosot. Tahun lalu konsumsi listrik tenaga air Nusantara sebesar 4 MTOE. Dengan kata lain, terdapat penyusutan penggunaan listrik dari tenaga air sebesar 12,8 persen.
Tahun lalu, China menempati posisi tertinggi sebagai negara yang mengkonsumsi listrik dari pembangkit bertenaga air, yaitu 157,0 MTOE. Setelahnya, disusul oleh India sebanyak 29,8 MTOE dan Jepang 19,2 MTOE. Secara keseluruhan jumlah konsumsi listrik tenaga air di kawasan Asia Pasifik mencapai 248,1 MTOE. Jumlah ini mengambil porsi hingga 31,3 persen dari konsumsi listrik tenaga air di dunia.
(mdk/rin)