Indonesia sulit lepas ketergantungan impor minyak dari Singapura
Ketergantungan pasokan minyak Indonesia pada pedagang di Singapura sudah masuk tahap akut.
Publik di Tanah Air beberapa kali geram disodori fakta impor minyak dari Singapura. Indonesia, negara mantan anggota OPEC ini, justru membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara pulau yang tak punya sumur minyak satupun itu.
Masalahnya, ketergantungan pasokan minyak Indonesia pada pedagang di Singapura sudah masuk tahap akut. Hal itu diakui PT Pertamina (Persero), sebagai pelaksana penyedia BBM bersubsidi.
Senior Vice President Retail Marketing Pertamina Suhartoko mengatakan, Indonesia memang saat ini masih memproduksi minyak. Akan tetapi, hasil produksi itu terlalu bagus bila diolah hanya menjadi oktan 88 alias premium.
Karena kebutuhan konsumen dan penugasan pemerintah adalah BBM berkualitas rendah, di situlah masuk pedagang perantara (broker) Singapura. Mereka bisa memasok premium atau solar bersubsidi secara berkelanjutan dengan harga bersaing.
"Semua broker ada di Singapura, saya enggak tahu asal negaranya mana, apakah Hong Kong atau mana, tapi lokasinya di Singapura," ujarnya saat ditemui wartawan di Kota Batam, Kamis (13/2).
Sumber masalah lainnya, kinerja kilang Indonesia tidak efisien. Alhasil, biaya produksi lebih tinggi, sehingga kalah murah dibanding pasokan produsen minyak Timur Tengah. Singapura, dalam hal ini, hanya menyalurkan BBM dari negara-negara dengan kilang lebih oke dari yang ada di Tanah Air.
Hal itu terbukti, dari data Badan Pusat Statistik, total impor produk minyak Indonesia tahun lalu mencapai Rp 285 triliun. Faktanya, impor dari Singapura mencapai separuhnya, yakni Rp 151 triliun.
Dari catatan Suhartoko, untuk premium, impor Indonesia saban bulan mencapai 10 juta barel. Sedangkan solar, mencapai 3 juta barel per bulan. Pertamina menolak disalahkan, bila sistem subsidi energi pemerintah saat ini, akhirnya membuat negara ini tergantung pada impor.
Apalagi masalah ketiga, yang tak kalah penting, yakni pembangunan kilang, tak juga terlaksana. "Pertamina suka impor karena keharusan. Kalau enggak antara kebutuhan dan pasokan timpang terus," kata Suhartoko.
Baca juga:
6 Tahun uang lembur tak dibayar, sopir bajak mobil Pertamina
Cerita penjaga perbatasan Singapura-Indonesia di Pulau Pertamina
Ini kapal milik Pertamina yang diklaim terbesar sejagat
Ini terowongan rute kabur Usman-Harun usai pengeboman Singapura
Pertamina kembali naikkan harga elpiji usai Lebaran
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Bagaimana proses ekspor telur ke Singapura? Ekpor ini berjalan melalui proses audit dan penilaian yang dilakukan oleh Singapura Food Agency (SFA), hingga pada 5 April 2023 SFA menyetujui Indonesia untuk melakukan ekspor telur konsumsi ke Singapura.
-
Kapan Indonesia memulai ekspor telur ke Singapura? Mentan SYL, menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
-
Siapa yang melakukan ekspor telur ke Singapura? Saat melepas ekspor di Kantor Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) Jakarta, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.