Ini 3 penyebab turunnya konsumsi Premium di Tanah Air
Pertamina klaim masyarakat lebih selektif dalam memilih bahan bakar.
Direktur Pemasaran PT Pertamina, Ahmad Bambang menyebut konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium tahun ini cenderung menurun. Masyarakat dinilai lebih selektif dalam memilih bahan bakar, dan tercatat penggunaan BBM jenis Pertamax dan Pertalite terus meningkat.
Volume konsumsi Premium non Jawa Madura Bali (Jamali) saat ini mencapai 13 juta kiloliter. Angka ini menurun dibanding tahun sebelumnya, di mana konsumsi Premium mencapai 14,8 juta kiloliter.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Bagaimana Pertamina memastikan penyaluran Pertalite tepat sasaran? Pertamina Patra Niaga juga telah mendorong digitalisasi untuk penyaluran BBM Subsidi melalui program Subsidi Tepat. “Program Subsidi Tepat menjadi upaya kami untuk memastikan transparansi penyaluran BBM bersubsidi. Melalui digitalisasi, penyaluran BBM bersubsidi dapat dipantau secara real time, dan mencegah potensi penyelewengan di lapangan,” tutupnya.
"Konsumsi Premium jadi kecil karena ada Pertamax dan Pertalite yang konsumsinya naik," ujar Ahmad di kantor Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) di Jakarta, Senin (23/11).
Menurut Ahmad Bambang, setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi turunnya konsumsi Premium. Pertama, masyarakat lebih selektif memilih bahan bakar untuk berkendara. Kedua, kenaikan jumlah konsumen mampu yang beli Pertamax naik empat kali lipat dibandingkan sebelumnya.
"Ketiga ada pertalite yang mengambil porsi premium 11-12 persen," katanya.
Pertamina kini mulai menggenjot penjualan BBM non subsidi seperti Pertamax dan Pertalite. Pertamina mendapat tugas penyaluran BBM di kawasan non Jamali.
"Jenis BBM tertentu yang subsidi sekarang Solar saja. Kedua penugasan Premium non Jamali. Di Jamali sudah masuk harga umum. Premium penugasan harganya pemerintah yang tetapkan. Harganya non Jamali mengikuti Jamali. Bedanya Rp 100," ujar Ahmad.
(mdk/idr)