Ini alasan BI turunkan suku bunga acuan jadi 7 persen
Bank sentral memandang capaian inflasi pada tahun 2016 sesuai dengan target.
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen. Keputusan ini merupakan tindak lanjut kebijakan yang telah diambil sebelumnya, yakni penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM).
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, penyesuaian kebijakan yang dilakukan otoritas dengan menurunkan suku bunga acuan dan GWM sejalan dengan kondisi ekonomi dalam negeri.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana BRI menentukan skor Indeks Bisnis UMKM? Survei dilakukan di 33 provinsi, jumlah responden sebesar 7.047 debitur UMKM, margin of error ± 1,16%, metode sampling: stratified systematic random sampling, dan periode survei: 03 s.d. 19 Oktober 2023.
-
Apa penghargaan yang diraih oleh BRI? Berkomitmen tinggi pada penerapan keuangan berkelanjutan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) Award 2023 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Penyesuaian kebijakan yang dilakukan dan BI Rate yang diturunkan dan GWM disesuaikan kita melihat prospek ekonomi 2016 dikisaran 5,2 sampai 5,6 persen," ujarnya di kantornya, Jakarta, Kamis (18/2).
Tidak hanya itu, Agus mengatakan bank sentral memandang capaian inflasi pada tahun 2016 sesuai dengan target BI sebesar 4 persen.
"Kami juga melihat juga sampai ke depan bisa di elaborasi itupun tahun 2020 melihat pertumbuhan ekonomi 6,3 sampai 6,8 persen. Jadi 5,2 sampai 5,6 persen dengan kondisi lebih baik dibandingkan bulan lalu. Tetapi range masih di 5,2 sampai 5,6 persen di tahun ini," jelas dia.
(mdk/idr)