Ini alasan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 turun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 5,27 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 5,27 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, harga komoditas non migas yang mengalami penurunan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Harga komoditas nonmigas mengalami penurunan. Migasnya naik, nonmigas menurun. Misal terjadi penurunan untuk beberapa komoditas pertanian seperti daging sapi, minyak sawit, kopi, teh menurun baik qtq atau yoy," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/11).
Suhariyanto menjelaskan, selain penurunan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi kuartal III juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang menunjukkan perlambatan kecuali Amerika Serikat (AS). Beberapa di antaranya Eropa, Tiongkok, Singapura, Korea Selatan dan negara berkembang lainnya.
"Beberapa pertumbuhan ekonomi di tiga negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia juga melambat. Tiongkok itu tujuan utama ekspor Indonesia, menempati ranking satu dan ekspor Indonesia share nya 14,5 persen. Tiongkok pada triwulan III sedikit menurun menjadi 6,5 persen dari 6,7 persen. Jadi turun 0,02 persen," jelasnya.
"AS juga tujuan utama ekspor Indonesia menempati ranking kedua, share ekspornya 10,81 persen. Yang tadinya 2,9 persen sekarang menjadi 3 persen. Singapura juga salah satu tujuan ekspor Indonesia, berada di ranking 6. Share nya 4,92 persen. Singapura melambatnya dalam. Pada kuartal II-2018 2,6 persen," sambungnya.
Sementara itu, inflasi terkendali selama kuartal III-2018 yaitu sebesar 2,88 persen. Inflasi penting karena menjadi defelator dalam pertumbuhan ekonomi. Kemudian realisasi belanja pemerintah pada triwulan ini juga bagus, dari pagu yang ada, penyerapannya telah mencapai 25,58 persen.
"Bandingkan dengan kuartal III-2017 pada waktu itu realisasi nya hanya 22,57 persen. Jadi jauh lebih bagus dibanding kuartal III-2017. Naiknya realisasi belanja pemerintah ini karena adanya peningkatan realisasi belanja pemerintah pusat dan transfer pemerintah pusat ke daerah," tandasnya.
Baca juga:
Kuartal III-2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 5,17 persen
Triwulan III-2018, jasa keuangan RI tumbuh positif
KSSK catat ekonomi RI masih terjaga di kuartal III-2018
Ekonomi RI diprediksi tetap positif di tengah tahun politik
Industri keramik hadapi tantangan berat tahun ini