Ini Pengusaha RI Paling Dermawan di Asia Versi Forbes
Eddy Sariaatmadja, Pendiri dan Pemilik PT Elang Mahkota Teknologi (Tbk) menjadi satu-satunya orang Indonesia di daftar 40 orang paling dermawan di Asia versi Forbes. Pada Desember lalu misalnya, Eddy memberi sumbangan berupa alat pemindai medis ke Royal Perth Hospital (RPH) di Australia.
Untuk pertama kalinya, Indonesia mencapai peringkat teratas sebagai negara paling dermawan di World Giving Index 2018. Indonesia melewati negara-negara maju lain seperti Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, Singapura, dan Belanda.
Selain menjadi negara paling derwawan, ternyata pengusaha Indonesia juga masuk dalam daftar 40 orang paling dermawan di Asia versi Forbes. Yakni Eddy Sariaatmadja, Pendiri dan Pemilik PT Elang Mahkota Teknologi (Tbk) menjadi satu-satunya orang Indonesia di daftar tersebut.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa yang dikatakan oleh kata-kata motivasi bisnis tentang keberhasilan? Kesuksesan datang dari rasa ingin tahu, konsentrasi, ketekunan, dan kritik diri.
-
Siapa yang sering kali menjadi sumber inspirasi bagi pengusaha muda? "Untuk mengejar mimpi tidak harus menunggu dukungan dari smeua orang. Hanya butuh satu orang saja yang yakin, yaitu dirimu."
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
Pria 65 tahun ini tercatat telah memberikan bermacam sumbangsih di dunia medis. Pada Desember lalu misalnya, Eddy memberi sumbangan berupa alat pemindai medis ke Royal Perth Hospital (RPH) di Australia. Harga alatnya ditaksir mencapai USD 820 ribu atau Rp 12,1 miliar (kurs USD 1: Rp 14.800), demikian laporan Forbes.
Alat bernama O-Arm Scanner itu memudahkan para dokter untuk memindai pasien saat melakukan pembedahan dan menyajikan citra 360 derajat. Forbes mencatat, aksi dermawan Eddy dan istrinya didasarkan pada pengalaman pribadi mereka di rumah sakit.
Sekarang, justru Eddy yang memberikan operasi katarak gratis kepada 100 pasien tiap bulannya. Aksi itu ia lakukan lewat Alfa Omega Foundation yang ia dirikan. Aksinya di dunia medis itulah yang membuatnya masuk daftar orang paling dermawan di Asia.
Pria kelahiran 23 Agustus 1953 itu juga membantu para dokter pediatrik untuk mendapatkan gelar doktor mereka di Universitas Indonesia dan membuat donasi untuk transpalasi liver.
Selain Eddy, nama-nama yang muncul di daftar orang paling dermawan di Asia versi Forbes adalah CEO Asus Jerry Shen dan CEO MediaTek Ming-Kai Tsai.
Sebelumnya, berdasarkan laporan Charities Aid Foundation (CAF) asal Britania Raya, Indonesia naik satu peringkat dari tahun sebelumnya dan menggantikan Myanmar yang selama empat tahun berturut-turut menempati posisi pertama.
CAF mencatat, negara-negara maju (developed nations) menjadi makin dermawan, persentase mereka menyumbang uang naik dari 40 persen menjadi 42 persen. Sementara, persentase negara-negara berkembang (developing nations) untuk menyumbang uang turun dari 25 persen ke 21 persen.
Bila dilihat masing-masing kategori skor di antara 10 besar, Indonesia unggul di kategori Donasi Uang (78 persen) dan Waktu Menjadi Relawan (53 persen). Hanya saja. nilai Indonesia relatif rendah dari sejumlah negara lain di kategori Menolong Orang Asing (46 persen).
"Tahun ini begitu menentramkan karena jutaan orang lebih telah membantu orang lain dan menyumbangkan waktu mereka. Namun, turunnya (persentase) global dalam menyumbang uang adalah sebuah kekhawatiran, sebab efek kumulatif dari uang yang disumbangkan dapat memiliki efek luar biasa," ujar Chief Executive CAF Sir John Low.
Irlandia, Britania Raya, dan Singapura saat ini sedang meningkatkan skor dermawan mereka yakni masing-masing bertambah 3 persen, 5 persen dan 13 persen. Dan negara yang skornya paling jatuh adalah Myanmar yang turun 11 persen.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kisah Bob Young, Pengangguran yang Sukses Dirikan Perusahaan Bernilai Rp 509 T
8 Tokoh Ini Pernah Gagal Sebelum Jadi Miliarder
Kisah Stephanie Dickson tinggalkan pekerjaan impian demi perbaikan lingkungan
Mengenal Min-Liang Tan, miliuner tampan berkat hobi main game
5 Kisah orang sukses dari Boyolali
5 Alasan miliuner tetap bekerja walau bergelimang harta