Ini Skenario Buruk Jika Pelebaran Defisit Mencapai 5 Persen dari PDB
Pemerintah berencana akan melakukan perubahan dalam defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Dari yang tadinya hanya mencapai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 5,07 persen, dengan tujuan untuk memerangi kasus corona di Indonesia.
Pemerintah berencana akan melakukan perubahan dalam defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Dari yang tadinya hanya mencapai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 5,07 persen, dengan tujuan untuk memerangi kasus corona di Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jika terjadi pelebaran defisit maka secara otomatis akan mengubah postur APBN secara keseluruhan. Di mana outlook pendapatan negara akan terkoreksi menjadi Rp1.760,9 triliun, atau lebih rendah jika dibandingkan posisi APBN 2020 yang sebesar Rp2.233,2 triliun.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Kapan Dewi Khotijah dibunuh? Saat ia sedang salat, para punggawa kerajaan menyerangnya dengan tombak dan keris.
Sementara posisi belanja negara justru mengalami peningkatan. Dari posisi APBN sebesar Rp2.540,4 triliun, outlook terhadap belanja negara bisa menjadi Rp2.613,8 triliun.
"Dengan posisi tersebut maka outlook defisit bisa mencapai Rp853,0 triliun (5,07 persen dari PDB)," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (6/4).
Dia merincikan, posisi pendapatan negara yang turun 10 persen atau mencapai 78,9 persen dari pagu APBN bisa terjadi karena penurunan di beberapa sektor. Di mana, penerimaan perpajakan akan turun 5,4 persen sehingga tax ratio mencapai 9,14 persen.
Kemudian penerimaan pajak Direktorat Jenderal Pajak turun 5,9 persen memperhitungkan dampak dari penurunan pertumbuhan ekonomi dan perang harga minyak. Penurunan ini terjadi juga diakibatkan pengurangan tarif PPH badan menjadi 22 persen, dan potensi penundaan PPh deviden karena omnibus law.
Penurunan Penerimaan Negara
Selain itu, penerimaan negara terkoreksi juga disebabkan penurunan bea dan cukai yang mencapai posisi 2,2 persen dengan memperhitungkan dampak stimulus pembebasan bea masuk untuk 19 industri. Serta penurunan pada PNBP yang mencapai 26,5 persen.
Di samping itu, peningkatan belanja negara terjadi juga disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama yakni refocusing dan realokasi untuk penanganan Covid-19 dengan melakukan penghematan belanja negara sekitar Rp190 triliun, dan realokasi cadangan sebesar Rp56,4 triliun.
Peningkatan juga terjadi di akibat tambahan belanja penanganan Covid-19. Di mana dukungan anggaran kesehatan mencapai Rp75 triliun, perluasan social safety net mencapai Rp110 triliun dan dukungan dunia usaha atau industri mencapai Rp70,1 triliun.
(mdk/azz)