Ini tantangan menuju target inflasi 3 persen versi BI
Perry mengungkapkan, sejumlah tantangan global perlu diwaspadai untuk mengendalikan inflasi, diantarnya kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, ketersediaan pasokan juga masih membuat harga komoditas pangan tinggi, hal ini dapat menjadi pemicu inflasi meningkat.
Bank Indonesia (BI) mengingatkan sejumlah tantangan yang harus diwaspadai untuk mengendalikan inflasi. Tantangan datang baik dari dalam dan luar negeri.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, inflasi mengalami penurunan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dari 8,3 persen menjadi 3,3 persen pada saat ini. Sedangkan, kedepannya inflasi diharapkan bisa terkendali di level 3 persen.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
"Tahun 2019 diharapkan inflasi masih bisa dikendalikan 3,5 persen. 2020 dan seterusnya diharapkan inflasi turun 3 persen," kata Perry, saat menghadiri sarasehan nasional, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Rabu(25/7).
Perry mengungkapkan, sejumlah tantangan global perlu diwaspadai untuk mengendalikan inflasi, diantarnya kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, ketersediaan pasokan juga masih membuat harga komoditas pangan tinggi, hal ini dapat menjadi pemicu inflasi meningkat.
"Sejumlah tantangan perlu dicermati. Di dunia global, harga minyak meningkat. Harga komoditas pangan juga masih tinggi," tutur Perry.
Menurut Perry, ketersediaan pasokan pangan juga perlu ditingkatkan untuk menjaga kestabilan harga. Agar harga terkendali, aspek distribusi harus diperhatikan agar terjadi pemerataan pasokan. Selain itu, penggunaan teknologi digital juga perlu dilakukan untuk meningkatkan perekonomian di daerah.
"Kita perlu terus meningkatkan ketersediaan pasokan kita. Distribusi juga jadi aspek penting. Sejumlah daerah surplus pangan, daerah lain defisit pangan," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Bos BI soal peningkatan kesejahteraan rakyat: Inflasi adalah koenci
BI prediksi inflasi Juli akan terendah dalam tiga tahun terakhir
Rupiah tembus Rp 14.441 per USD, ini kata Menko Luhut
Usai Lebaran, petai bikin inflasi di Solo meroket
Klaim harga Ramadan stabil, mendag sebut terbukti dari inflasi terendah dalam 5 tahun
Menteri Sri Mulyani: Pertumbuhan 2017 tertinggi selama 3 tahun terakhir
INDEF nilai Lebaran dan Pilkada tak bantu dongkrak daya beli, ini alasannya