Investor Timur Tengah minat bikin bioskop di Indonesia
"Sebelumnya, Korea Selatan dan Taiwan telah menyatakan minatnya."
Perusahaan konglomerasi Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, berminat membuka bioskop di Indonesia. Ini menambah daftar investor asing yang ingin berbisnis pertunjukkan film di Tanah Air.
"Sebelumnya, Korea Selatan dan Taiwan telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (1/4).
-
Kapan film Budi Pekerti tayang di bioskop? Film Budi Pekerti memasuki layar bioskop pada Kamis, 2 November.
-
Siapa yang meresmikan Gedung Kesenian Jakarta sebagai bioskop? Gedung Kesenian Jakarta lantas diresmikan sebagai gedung bioskop Diana yang amat populer ketika itu.
-
Bagaimana bioskop di Medan berlomba untuk menayangkan film bicara? Dengan berakhirnya era film bisu, bioskop-bioskop yang ada di Medan pun berlomba untuk menayangkan film bicara.
-
Film apa yang dibintangi oleh Indah Permatasari? Film horor terbaru yang dibintangi Indah berjudul Sakaratul Maut, membuat penasaran dengan aktingnya.
-
Kapan film "Bangsal Isolasi" tayang? Pada tanggal 25 Juli 2024, film BANGSAL ISOLASI yang disutradarai oleh Adhe Dharmastriya akan tayang di bioskop.
-
Kenapa Museum Bioskop Jambi penting bagi Indonesia? Tempoa Art Gallery atau yang dikenal dengan Museum Bioskop Jambi merupakan aset penting bagi bangsa Indonesia, bahkan dunia.
Menurut Franky, membanjirnya minat itu lantaran pemerintah berencana membuka bisnis perfilman sepenuhnya untuk investor asing. Itu mencakup jasa teknik, produksi, distribusi dan eksebisi film.
"Mereka melihat ini sebagai peluang investasi yang menjanjikan. mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif, Indonesia baru mempunyai sekitar seribu screen atau layar. Itu dinilai masih kecil untuk ukuran negara berpopulasi 240 juta orang.
"Beijing dengan jumlah penduduk sekitar 15 juta memiliki 5 ribu screen. Kita tidak perlu sama dengan Beijing tapi minimal Indonesia mempunyai 5 ribu-6 ribu screen untuk memenuhi kebutuhan tersebut," tuturnya.
Saat ini, lanjut Franky, Perusahaan sedang mencari lokasi potensial. Strategi yang akan diterapkan adalah mengintegrasikan bioskop dengan mall atau pusat perbelanjaan.
"Untuk itu perusahaan membutuhkan informasi terkait dengan mall yang sedang dan akan dibangun maupun yang belum memiliki fasilitas gedung bioskop di Indonesia guna menjalin kerja sama."
Sementara itu, Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM di Abu Dhabi Agus Prayitno mengemukakan bahwa perusahaan belum mengungkapkan besaran investasinya.
"Namun, nilai investasi untuk membangun satu screen secara terpadu di Abu Dhabi mencapai AED 5 juta atau sekitar Rp 18 milyar."
(mdk/yud)