Jaga Keberlanjutan Lingkungan, Adaro Indonesia Turunkan Emisi 126.915 Ton CO2
Adaro juga memanfaatkan air dari danau pasca tambang Paringin untuk perikanan air tawar.
Perusahaan menurunkan emisi sebanyak 126.915 ton CO2 ekuivalen, dan efisiensi air sebanyak 803.646 meter kubik.
Jaga Keberlanjutan Lingkungan, Adaro Indonesia Turunkan Emisi 126.915 Ton CO2
Jaga Keberlanjutan Lingkungan, Adaro Indonesia Turunkan Emisi 126.915 Ton CO2
- Mengenal Kuang, Kearifan Lokal Masyarakat Toraja dalam Menjaga dan Mengelola Air
- Perusahaan Tambang BUMI Turun Tangan Alirkan Air Bersih untuk Ribuan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
- Gara-Gara Kebijakan Ini Industri Petrokimia Terancam Batal Dapat Investasi Rp511 Triliun
- Pertamina Distribusikan BBM ke Pelosok Tanah Air, Anggota DPR: Ini Merupakan Jalur Rumit
PT Adaro Indonesia (Adaro), anak perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk, tercatat telah menurunkan konsumsi energi sebesar 1.143.399 joule.
Kemudian perusahaan menurunkan emisi sebanyak 126.915 ton CO2 ekuivalen, dan efisiensi air sebanyak 803.646 meter kubik.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir mengatakan, langkah ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.
Program lain yang dijalankan Adaro adalah Program Taman Wisata Menanti Laburan, yang merupakan bagian dari kontribusi untuk mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.
Taman Wisata Menanti Laburan yang berlokasi di Desa Padang Panjang, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan menyediakan sarana rekreasi keluarga, edukasi lingkungan dan olahraga dengan mengusung konsep Eco Sport Edutainment.
"Program ini merupakan salah satu program pascatambang Adaro yang mengintegrasikan aspek lingkungan dan pengembangan masyarakat berbasis keanekaragaman hayati melalui berbagai kegiatan, misalnya pengayaan vegetasi dengan menanam 484 pohon yang terdiri dari 53 jenis pohon langka/buah langka/tumbuhan yang terancam punah," kata Gibraldi Thohir dikutip dari Antara di Jakarta.
Kegiatan ini telah meningkatkan indeks keanekaragaman hayati hingga mencapai nilai H' > 3 atau kategori tinggi dan berkontribusi terhadap carbon stock sebanyak 479.405 ton dan serapan emisi CO2 ekuivalen sebanyak 1.759,42 ton.
Selain itu, Adaro juga memanfaatkan air dari danau pasca tambang Paringin untuk perikanan air tawar dengan mengembangbiakkan beberapa jenis ikan, yakni nila Best, papuyu, belida jelawat, sepat siam, gabus, gurami, patin yang akan dijadikan sumber pendapatan ekonomi masyarakat di masa pascatambang.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, Adaro juga melaksanakan berbagai program lingkungan dan kemasyarakatan lainnya. Salah satunya adalah percepatan penurunan stunting di tiga kabupaten area operasi Adaro pada tahun 2023.
“Program itu akan diteruskan dan diperluas hingga mencakup enam kabupaten pada tahun 2024, dengan target untuk menurunkan angka stunting sampai di bawah 14 persen,” katanya.
Melalui kegiatan ini, PT Adaro Indonesia (Adaro) kembali meraih PROPER Emas keenam kalinya dalam Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sebelumnya, Adaro telah mendapatkan penghargaan PROPER Emas pada tahun 2012 dan kemudian setiap tahun dari 2019 sampai dengan 2023.
"Demi mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), kami selalu berupaya melakukan lebih dari yang diwajibkan (beyond compliance) melalui beberapa inisiatif yang bertujuan untuk terwujudnya keunggulan di bidang operasi, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan lingkungan hidup dan inovasi sosial,” kata Garibaldi.
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, yang menyerahkan penghargaan PROPER Emas kepada Adaro, menjelaskan PROPER menjadi platform bagi perusahaan untuk mengambil bagian dalam pembangunan berkelanjutan.
"Dari tahun ke tahun kriteria penilaian PROPER semakin kompleks dengan mengusung kriteria perbaikan berkelanjutan seperti penilaian daur hidup, inovasi sosial, serta perhitungan dampak dari pelaksanaannya,” kata Ma'ruf Amin.