Jangan Anggap Remeh, Banyak Petani Jeruk di Kalbar Sukses Naik Haji hingga Biayai Anak Kuliah S3
Pemerintah sedang melakukan optimasi lahan rawa (oplah), salah satunya di Kalimantan Barat.
Kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ke Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) ternyata disambut haru oleh para petani jeruk di sana. Mentan mendengar banyak petani bisa naik haji berkat keuntungan dari usaha budidaya jeruk.
Tak hanya itu, banyak masyarakat Sambas kini mampu membangun rumah, menyekolahkan anak hingga jenjang S2 dan S3. Hal ini sebagai bukti bahwa profesi sebagai petani jauh dari kesuksesan merupakan anggapan yang salah.
- Anak Pedagang Kue Sukses jadi Jenderal Bintang Tiga TNI, kini Adu Nasib Maju di Pilkada
- Menilik Uniknya Kotta mara, Benteng Apung Milik Orang Kalimantan yang Digunakan saat Perang Banjar
- Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita
- Raih Omzet Rp60 Juta per Bulan, Intip Kisah Sukses Petani Jambu Kristal di Kabupaten Kampar Riau
Mentan Amran mengaku bahagia kebijakannya dulu memiliki dampak bagi petani setempat.
"Saya saking senangnya sampai minum empat gelas jus jeruk,” ujar Amran dalam keterangannya.
Ia berjanji akan terus bekerja dan berpihak kepada petani. Komitmen ini sejalan dengan perintah Presiden Prabowo untuk melayani berbagai kebutuhan petani dalam negeri.
"Dahulukan selalu petani karena kita adalah pelayan mereka. Saya pun pastikan kepada beliau bahwa kami berjanji akan lebih banyak di lapangan daripada di Jakarta,” tegasnya.
Saat ini, pemerintah tengah berupaya mewujudkan kembali swasembada pangan. Untuk mewujudkan itu, pemerintah sedang melakukan optimasi lahan rawa (oplah), salah satunya di Kalimantan Barat. Mentan Amran menyebutkan, Kalbar memiliki potensi lahan rawa seluas 240.000 hektare.
“Mimpi kita 240 ribu hektare dengan tiga kali tanam berarti sekitar 700 ribu hektare yang diolah. Minimal padi yang didapat 5 ton per hektare berarti produksi 3,5 juta ton padi atau sekitar 2 juta ton beras. Kebutuhan beras Kalbar 400 ribu, sisanya bisa untuk dalam negeri atau ekspor ke negara tetangga,” rincinya.
Posisi Kalbar Sangat Strategis
Apalagi, lanjut Amran, Kalbar sangat strategis karena berbatasan dengan Malaysia. Dengan kalkulasi di atas, sangat terbuka peluang untuk ekspor langsung dari Kalbar ke Malaysia.
"Dulu 6-7 tahun lalu di sini kekurangan, setelah rintis bangun sawah sekarang sudah surplus. Berikutnya bagaimana kita bisa ekspor dari sini dengan hitungan potensi 240 ribu hektare dan tanam tiga kali," paparnya.
Berdasarkan cerita anggota DPR RI asli Kalbar, Daniel Johan, Mentan Amran memiliki hubungan historis dengan para petani Sambas. Menurutnya, berkat kebijakan Pak Menteri dulu, jeruk Sambas yang pernah terpuruk, kini bisa berjaya kembali. Bahkan banyak petani jeruk naik haji.
"Bayangkan betapa berkahnya untuk Pak Menteri,” ungkap Daniel saat mengikuti kunjungan kerja Mentan Amran.
Selama memimpin Kementan pada kurun waktu 2014 – 2019, Mentan Amran memberi perhatian besar pada program pengembangan kawasan jeruk. Selain memberdayakan petani lokal, Mentan Amran memiliki tekad kuat untuk menurunkan importasi jeruk.
Tercatat, lebih dari 20 ribu hektare kawasan sentra produksi jeruk yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Sambas sendiri, ada kawasan jeruk seluas 2.400 hektare.