Jasa angkutan laut keluhkan tarif Pelindo terus naik
Tarif pelabuhan bisa memakan 60 persen dari ongkos pengangkutan. Pengusaha hanya mendapat keuntungan 15-20 persen.
Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners Association/INSA) mengeluhkan tarif perusahaan pengelola pelabuhan pelat merah, Pelindo, yang terus naik. Pasalnya, dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha jasa pengangkutan, 60 persen dialokasikan untuk tarif yang ditetapkan oleh Pelindo tersebut.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengungkapkan bahwa kenaikan tarif di pelabuhan sudah terlalu tinggi. Hal tersebut membuat perusahaan-perusahaan jasa pengangkutan yang tidak terlalu besar gulung tikar.
-
Bagaimana Pelindo membangun konektivitas pariwisata di Indonesia? Selain itu, para delegasi akan diajak untuk mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia
-
Apa tujuan utama Pemilu di Indonesia? Tujuan Pemilu secara Umum Tujuan pemilihan umum (Pemilu) secara umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan membentuk pemerintahan baru sesuai dengan kehendak rakyat.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Siapa yang diuntungkan dari Pemilu di Indonesia? Dengan adanya pemilu, para pemimpin yang terpilih dapat secara sah dan demokratis memegang kekuasaan.
-
Kapan Pelindo mencatat raihan positif di bidang pariwisata maritim? Pelindo Regional 3 Bali, mencatat raihan positif dalam bidang pariwisata maritime dalam 10 bulan terakhir 2023, jumlah wisatawan asing yang tiba melalui kapal pesiar di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, sebanyak 21.842 orang.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
"Selama ini kita lihat (Pelindo) menaikkan tarif terus. Nggak pernah turun," ujar Carmelita saat dihubungi merdeka.com, Rabu (6/2). Dia menekan, Pelindo II sebagai pengelola pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia telah menaikkan tarifnya dua kali selama tiga tahun terakhir.
Dengan adanya kenaikan tarif tersebut, lanjut dia, perusahaan hanya bisa mengantongi keuntungan 15-20 persen dari total biaya pengangkutan. "Itu tergolong kecil karena dengan margin itu kami harus menghemat hal lain-lain di luar tarif dari Pelindo tersebut," ujar dia.
Di sisi lain, Pelindo juga menerapkan tarif penuh meskipun volume angkut kapal logistik hanya terisi 70 persen saja. Bahkan, jika kapal itu melaju dari luar Jawa menuju pulau Jawa, kontainer yang diangkut hanya 30 persen saja, selebihnya kosong.
Hal tersebut, lanjut dia, mengakibatkan biaya logistik yang tinggi. Carmelita meminta pemerintah untuk segera bertindak untuk mengatasi tingginya biaya ekonomi ini. "Kalau mau atasi biaya ekonomi tinggi, turunkan tarif di Pelindo," kata dia.
Dia menyarakankan, seharusnya pemerintah tidak berorientasi pada dividen yang disetor oleh perusahaan pelabuhan pelat merah itu. Hal itu justru akan mendorong Pelindo untuk terus menaikkan tarif pada kapal angkutan logistik. "Dengan target dividen yang tinggi, maka satu-satunya cara Pelindo adalah menaikkan tarif. Padahal ini bisa berimbas kepada harga barang juga. Ujung-ujungnya ya masyarakat juga yang jadi korban," kata dia.
Seharusnya, lanjut dia, pemerintah menekan Pelindo untuk berorientasi kepada banyaknya kapal yang dilayani, bukan besaran pendapatan perusahaan tersebut.
Tahun lalu, Pelindo II telah meraup laba sebesar Rp 1,79 triliun.
(mdk/rin)