Jokowi Lantik Thomas Djiwandono, Analis: Program Magang dan Sinyal Jadi Pengganti Sri Mulyani di Pemerintahan Prabowo
Apabila tanggapan pasar positif, berkumunginan besar akan jadi Thomas berkesempatan menjadi menteri keuangan.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai penambahan posisi Wakil Menteri Keuangan yang akan diduduki oleh Bendahara Gerindra sekaligus Keponakan Prabowo Subianto yakni Thomas Djiwandonk ini memiliki dua tujuan.
- Alasan Presiden Jokowi Lantik Tiga Wamen di Ujung Pemerintahannya
- Dilantik Jadi Wamenkeu II, Thomas Djiwandono Siap Mundur dari Bendahara Umum Gerindra
- Sah Jadi Wakil Menkeu II, Thomas Djiwandono: Tugas Saya Menyelaraskan APBN 2025 dengan Program Prabowo-Gibran
- Jokowi Lantik Keponakan dan Eks Ajudan Prabowo jadi Wamenkeu & Wamentan
Pertama, tentu untuk mempermudah proses transisi anggaran, dari masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Paltfrom baru yang nanti akan digunakan pemerintahan baru.
Kedua, Ronny menduga penambahan ini juga sebagai ajang magang bagi Thomas menjelang berakhir masa pemerintahan Jokowi Oktober Nanti.
"Dengan kata lain, Thomas boleh jadi adalah sosok yang akan menduduki bangku Menkeu nanti di pemerintahan baru alias sebagai pengganti SMI," kata Ronny dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/7).
Bagaimana pun, jabatan sebagai Menteri keuangan adalah kursi strategis yang memang perlu dikuasai oleh presiden terpilih. Misalnya, Prabowo bisa mengambil dari kalangan profesional seperti Jokowi mengambil SMI, tapi tetap bisa dikendalikan dan tetap bisa mendukung kebijakan Jokowi, atau bisa mengambil dari partai yang latar belakangnya memenuhi.
"Nah, Thomas masuk kriteria kedua. Beliau adalag bendahara partai yang memiliki latar pendidikan master ekonomi internasional. Jadi sangat besar peluang Thomas didudukan di sana untuk magang sebelum nanti pasca Oktober didapuk menggantikan SMI. Sehingga, selain bisa memperlancar transisi anggaran, juga Thomas bisa beradaptasi selama beberapa bulan untuk bersiap-siap menduduki posisi tertinggi di Kemenkau nantinya," terang Ronny.
Jika demikian, maka arti lainya adalah bahwa mendudukkan Thomas di bangku Wamenkeu saat ini adalah upaya memberi sinyal kepada pasar tentang gambaran sosok yang akan menggantikan SMI nantinya.
"Mengapa saya berasumsi demikian, karena sebenarnya soal transisi anggaran tersebut tidak terlalu membutuhkan penambahan posisi. Toh tidak pernah juga terjadi sebelumnnya. Dari SBY ke Jokowi tetap berjalan mulus transisi anggaran tanpa penambahan wamen baru, walaupun platform ekonomi keduanya cukup berbeda," tutur dia.
"Sementara antara Jokowi dan Prabowo memiliki platform yang tidak terlalu berbeda, apalagi Prabowo sering sesumbar bahwa pemerintahannya adalah lanjutan dari rezim Jokowi," sambung Ronny.
Sehingga Ronny berasumsi penambahan wamenkeu ini, lebih tepat dimaknai sebagai cek ombak bagi Thomas sebelum menjadi menteri di satu sisi dan sebagai ajang magang untuk beradaptasi di Kemenkeu sebelum menjadi Menkeu.
Ronny menambahkan soal tanggapan pasar. Ronny menduga pengusaha akan menunggu dan melihat terlebih dahulu. Jokowi dan Prabowo nampaknya kurang yakin dengan tanggapan pasar, sehingga memberi sinyal tentang sosok pengganti SMI dengan cara mendudukan Thomas di posisi Wamen.
Apabila tanggapan pasar positif, berkumunginan besar akan jadi Thomas berkesempatan menjadi menteri keuangan. Tapi jika tidak, bisa saja hanya sebatas jatah untuk Thomas.
"Namun untuk posisi wamen baru ini, saya pikir pasar tidak akan terlalu terpengaruh. Pasar akab wait and see serta terus mencari kepastian soal Menkeu pasca pemerintahan Jokowi berakhir," tandasnya.