Juli 2021, Ekspor Turun 4,53 Persen Jadi USD17,70 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Juli 2021 sebesar USD17,70 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 4,53 persen dibanding kondisi Juni 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Juli 2021 sebesar USD17,70 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 4,53 persen dibanding kondisi Juni 2021.
"Nilai ekspor pada Juli 2012 adalah sebesar USD17,70 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers online, Jakarta, Rabu (18/8).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Menurunnya ekspor dibanding Juni, disebabkan penurunan ekspor migas sebesar 19,55 persen. Begitu juga ekspor non migas turun sebesar 3,46 persen.
Jika dilihat secara year on year, ekspor kita meningkat signifikan 29,32 persen. Berdasarkan migas dan non migas mengalami peningkatan masing masing sebesar 50,08 persen dan 28,26 persen.
Beberapa kondisi perdagangan pada bulan lalu yaitu ICP naik dari USD70,23 per barel menjadi USD72,17 per barel. Kalau dihitung month to month (mtm) meningkat 2,76 persen, yoy naik tajam 77,58 persen. Komoditas non migas meningkat cukup besar diantaranya batu bara, minyak kelapa sawit dan timah.
Batubara secara mtm naik cukup tinggi 16,93 persen secara yoy naik 194,74 persen. Komoditas minyak kelapa sawit secara mtm naik 4,74 persen dan yoy naik 52,33 persen. Timah naik cukup besar 4,67 persen dan secara yoy naik 94,74 persen.
Ketiga ada beberapa komodutas non migas turun harga secara mtm. Ada minyak kernel dan karet. Kemudian tembaga turun 1,88 persen secara yoy naik 48,31 persen. Berbagai perkembangan harga ini berpengaruh terhadap ekspor impor.
Baca juga:
BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus USD2,59 Miliar di Juli 2021
BPS Catat Impor Vaksin Capai USD150 Juta di Juli 2021
Impor Indonesia Turun 12,22 Persen Sepanjang Juli 2021
Juli 2021, Ekspor Turun 4,53 Persen Jadi USD17,70 Miliar
Pemerintah Target Ekspor Tumbuh 7,9 Persen di 2022