Jurus Pemerintah Hadapi Ancaman Resesi Global 2023
Deputi I Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menyebut pemerintah punya strategi dalam menghadapi ancaman tersebut. Menurut dia, ada berbagai kondisi yang menguatkan ekonomi Indonesia sehingga bisa menjauh dari jurang resesi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat masih positif di tengah ancaman resesi ekonomi. Per kuartal III-2022, ekonomi Indoneisa tumbuh hingga 5,72 persen secara tahunan. Bahkan, angka ini disebut-sebut masuk dalam kategori terbaik di antara banyak negara lainnya yang tengah terseok-seok ekonominya.
Namun demikian,tren positif ini nyatanya tak terhidar dari bayang-bayang ancaman. Sebut saja adanya ancaman resesi global yang disinyalir akan juga mempengaruhi ekonomi Indonensia. Lantas, apa yang bisa dilakukan pemerintah ditengah adanya bayang-bayang resesi?
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
Deputi I Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menyebut pemerintah punya strategi dalam menghadapi ancaman tersebut. Menurut dia, ada berbagai kondisi yang menguatkan ekonomi Indonesia sehingga bisa menjauh dari jurang resesi.
"Indonesia punya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), ini alasan kenapa pemerintah melakukan extra effort, dengan mengendalikan inflasi pangan, inflasi kita tak setinggi negara lain," kata dia dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com bertajuk 'Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi RI di Tengah Bayangan Resesi', Jumat (18/11)..
Dengan pengendalian inflasi yang optimal, dia memandang hal itu bisa jadi acuan bagi bank sentral untuk tidak menaikkan suku bunga dengan lebih agresif. Harapannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dibanding negara lain dalam menyikapi resesi. "Sehingga target pertumbuhan 5,2 persen di 2023 kemungkinan bisa tercapai," ujar dia.
Dipengaruhi Kondisi Geopolitik
Pada kesempatan itu, Iskandar juga menyebut kalau kondisi ekonomi global saat ini sangat tergantung dengan kondisi geopolitik. Di samping adanya kondisi ekonomi dan sosial akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, kondisi penyelesaian kondisi geopolitik sudah menjadi perhatian dalam KTT G20 Bali, pekan ini. Bahkan sudah masuk dalam deklarasi para pemimpin negara untuk segera menyelesaikannya.
"Kalau kondisi geopolitik bisa terkendali sebenarnya resesi yang ditakutkan dengan stagflasi tadi sangat ringan terjadi," ungkapnya.
"Jadi itu memang tergantung pada kondisi geopolitiknya. Memang betul kenaikan suku bunga berpengaruh memukul balik pertumbuhan, tapi itu kan smoothing adjustment dalam rangka netralisisr demand yang berlebihan," tambah Iskandar Simorangkir.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)