Jurus Viu Hapus Pembajakan Film di Indonesia
Country Manager Viu Indonesia Varun Mehta mengakui bahwa peredaran konten ilegal, khususnya sebelum tahun 2016, terjadi di Indonesia karena belum berkembangnya layanan video OTT (over-the-top). Namun, mengubah kebiasaan masyarakat dari menonton konten ilegal yang gratis menuju konten berbayar, diakuinya tidak mudah.
Peredaran film bajakan masih menjadi persoalan bagi industri perfilman di Indonesia. Model pembajakan film pun ikut bergerak selaras zaman.
Dulu pembajakan serta pendistribusiannya dilakukan lewat peredaran DVD film bajakan. Kini, pembajakan mulai beralih ke era digital, artinya penyaluran konten ilegal dilakukan lewat platform digital.
-
Apa yang menandakan kebangkitan industri film Indonesia di tahun 2000? Petualangan Sherina menjadi film yang menandakan bangkitnya industri film indonesia. Film ini diproduksi oleh Miles Film di tahun 2000. Bahkan, film ini bisa dibilang mendapatkan penonton dalam jumlah yang fantastis, yaitu 350 ribu orang!
-
Siapa yang membuat film bicara pertama di Indonesia? Tahun 1931, The Teng Chun muncul denga "Cina Motion Pictures" yang membuat film bicara pertama dengan judul 'Boenga Roos dari Tjikembang'.
-
Apa peran strategis dari SKKNI Perfilman dalam meningkatkan kualitas industri perfilman Indonesia? SKKNI Perfilman memiliki peran strategis dalam merancang program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Ini dimaksudkan agar pendidikan dan pelatihan tenaga kerja di industri film dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
-
Bagaimana perkembangan film Indonesia di tahun 1970-an? Medo 1970-an, film Indonesia mengalami perkembangan yagn pesat. Produksi film meningkat, akses bioskop meluas, dan genre semakin beragam. Film yang dihasilkan pun masih bisa diikuti hingga saat ini, seperti "Badai pasti berlalu".
-
Siapa yang menjadi Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI)? Bersama Reza Rahadian Reza Rahadian, si Ketua Komite FFI yang udah 3 tahun di sini, selalu bikin acara ini keren banget.
-
Kapan acara nobar film ‘Pesan Bermakna Jilid III’ di Mahkamah Agung? Setelah perilisannya, akhirnya Mahkamah Agung dan para pemain yang terlibat dalam film ‘Pesan Bermakna Jilid III’ hadir dalam kegiatan nonton bareng yang bertempat di Balairung Mahkamah Agung pada 18 Agustus 2023.
Country Manager Viu Indonesia Varun Mehta mengakui bahwa peredaran konten ilegal, khususnya sebelum tahun 2016, terjadi di Indonesia karena belum berkembangnya layanan video OTT (over-the-top).
"Di pasar Indonesia kita sudah lihat sebelum tahun 2016, tidak ada, destinasi legal. Semuanya bajakan. Indonesia sudah used to free content," kata dia, saat ditemui, di Kantor BEKRAF, Jakarta, Senin (25/2).
Setelah tahun 2016, layanan video OTT alias platform nonton film legal, mulai masuk ke Indonesia. Semenjak itu, kebiasaan nonton dan mengakses konten ilegal berangsur menurun.
Namun, mengubah kebiasaan masyarakat dari menonton konten ilegal yang gratis menuju konten berbayar, diakuinya memang tidak mudah. "Consumer saat ini, belum siap untuk bayar konten. Tapi mereka akan bayar pada suatu waktu," ungkapnya.
Oleh karena itu, hal pertama dilakukan pihaknya adalah menciptakan minimal dua model layanan bagi masyarakat, yakni ada konten gratis dan berbayar. "Kita yang pertama menciptakan model yang premium. Di mana ada bagian konten itu gratis, ada konten berbayar," jelas dia.
Selain itu, pihaknya terus berupaya mendorong kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses platform legal. "Kita melakukan partnership yang ada sama Telkomsel, sama e-commerce player kita akan memudahkan aksesnya dulu. Kita gabung sama behavior yang relevan, kamu akan beli paket data setiap bulan, kamu akan makan setiap hari. Itu gimana kita bisa bikin paket di mana consumer bisa akses, bisa dapat keuntungan," ujar dia.
"Habis itu, 2 atau 3 tahun kemudian kita pikir ada stand alone payment for content service. Itu arah pandang," imbuhnya
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Triawan Munaf, pun mengakui bahwa pembajakan memang marak karena sulitnya masyarakat mengakses film. "Kenapa pembajakan itu ada, karena akses mahal, akses susah," ujarnya.
Karena itu, dia berharap kehadiran layanan video-on-top (OTT) dapat terus menekan peredaran konten ilegal. "OTT sekarang di film dan musik, akses menjadi gampang. Akhirnya mendorong orang untuk tidak menonton dari platform ilegal," tandasnya.
Baca juga:
Target Raup 60 Juta Penonton Film, Pemerintah Gandeng Viu
Viu Gandeng Bekraf Kembangkan Ekosistem Film Indonesia
Kapal Api Gandeng Bekraf Beri Wadah Anak Muda Berinovasi
Kepala Bekraf Minta Musisi Tak Khawatir dengan Draft RUU Permusikan
TNI dan Bekraf Gelar Konser Orkestra Apresiasi Prajurit Bantu Tangani Bencana
Bos Bekraf Blak-blakan Sumbangan Ekonomi Kreatif Pada Perekonomian Tanah Air
Presiden Jokowi Pertimbangkan Ubah Bekraf Setingkat Kementerian