Kadin incar investasi di Laos untuk jadi hub Indonesia ke pasar ASEAN dan China
Kadin Indonesia bekerja sama dengan Laos National Chamber of Commerce and Industry menggelar Indonesia-Laos Business Forum. Kedua belah pihak bersepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi diantara Indonesia dan Laos. Kedua belah pihak juga sepakat untuk bekerja sama memajukan UKM di kedua negara.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerja sama dengan Laos National Chamber of Commerce and Industry (LNCCI) menggelar Indonesia-Laos Business Forum. Acara ini dihadiri Perdana Menteri (PM) Laos, Y.M Thongloun Sisoulith beserta delegasi pengusaha Laos yang berjumlah 38 orang dari berbagai sektor usaha.
Delegasi Laos terdiri dari pelaku usaha di sektor perdagangan dan investasi, industri makanan dan minuman, pertambangan, logistik, real estate, konstruksi, pembangkit listrik tenaga air, agribisnis, furnitur, layanan ICT, karet, migas, perbankan, pendidikan, otomotif hingga perhotelan.
Dalam kesempatan ini Kadin yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Wakil Ketua Umum Kadin Laos (LNCCI), Daovone Phachanthavong. Kedua belah pihak bersepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi diantara Indonesia dan Laos. Tak hanya itu, kedua belah pihak juga bersepakat untuk bekerja sama mendukung dan memajukan UKM di kedua negara.
Benny mengatakan, Laos merupakan negara kecil sehingga belum bisa dijadikan target pasar. Akan tetapi, Indonesia bisa menanam investasi dan Laos bisa menjadi penghubung Indonesia dengan beberapa negara lain di Asia.
"Kalau market kecil ya populasinya cuma 7 juta orang. Kalau mau, link ke negara sekitar bisa ke Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan China. Itu bisa bikin production hub di sana (Laos)," kata Benny, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (12/10).
Benny mengumpamakan, Indonesia bisa menjual suatu produk ke negara lain yang proses produksinya dilakukan di Laos. Sebab, bahan-bahan industri sebagian besar berasal dari China dan Laos lebih dekat dengan China sehingga bisa memangkas biaya distribusi.
"Kalau mau jual barang ke Vietnam, Kamboja, Myanmar diproduksi di sini, lebih baik diproduksi di sana (Laos). Karena UMRnya hanya 110 dolar termasuk murah, sewa tanahnya 1 meter cuma 50 sen dolar per tahun. Bahan baku juga kita banyak impor dari China. Nah dia dari China lebih dekat, pakai truk saja bisa," ujarnya.
Saat ini, lanjut Benny, yang paling dibutuhkan di Laos adalah industri semen dan pupuk. Selain itu, dia mengatakan pihaknya akan melakukan observasi langsung ke Laos untuk mengetahui sektor apa saja yang bisa dijadikan ladang bisnis di Laos.
"Harus bisnis mission ke sana. Sebaiknya ada partner ke sana. Ini baru ketemu, ini akan didalami dengan Laos di sana."
-
Kenapa kerja sama ketenagakerjaan antara Indonesia dan Laos penting? Kerja sama kedua negara penting karena bertujuan untuk berbagi program dan best practices di bidang pelatihan dan pemagangan, seperti pengembangan program pelatihan bersama yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan, pertukaran tenaga pelatih dan instruktur, dan pertukaran informasi dan data ketenagakerjaan.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
-
Bagaimana Tavan mengawasi investasi di sektor swasta di IKN? Tugas utamanya adalah mengawasi investasi di sektor swasta di wilayah IKN dan juga bertindak sebagai penghubung antara para investor dari luar negeri.
-
Bagaimana cara kerja sama ketenagakerjaan antara Indonesia dan Laos akan meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja? Kerja sama ini juga memberikan manfaat untuk kedua negara, seperti meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja, memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor prioritas, dan memperkuat hubungan bilateral.
-
Apa tujuan utama pertemuan Menaker dengan Dubes Indonesia untuk Laos? Pertemuan keduanya dalam rangka peluang kerja sama antara Indonesia dan Laos di bidang ketenagakerjaan, khususnya terkait pelatihan dan pemagangan kerja.
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
Baca juga:
Kadin targetkan 1 juta UKM jadi usaha formal dalam enam bulan
4 Celotehan soal BUMN monopoli proyek, termasuk bukti Jokowi tak kapitalis
Sinergi BUMN dan swasta boleh asal profesional dan berkualitas
Pengamat: BUMN banyak kerjakan proyek jadi bukti Jokowi bukan kapitalis
Said Didu: Ada konglomerat kuasai lahan setara kebun sawit PTPN
Mantan Sesmen BUMN: Lemahnya swasta di proyek infrastruktur daerah karena politik
Kadin: BUMN perlu ajak swasta dalam proyek infrastruktur