Kadin Indonesia Ajak Korsel Tingkatkan Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia
Arsjad meyakini, kerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik akan menguntungkan kedua negara. Menyusul, ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan Kesepakatan (IK-CEPA) pada Agustus 2022 lalu.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengajak Korea Selatan untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Khususnya pada pengembangan industri mobil listrik (electric vehicle/EV) maupun baterai.
"Kami dorong komitmen Korea Selatan dan Indonesia di berbagai daerah. Khususnya, pembangunan EV," kata Arsjad dalam acara kunjungan kerja Ketua KADIN Indonesia/Chairman ASEAN Business Advisory Council (ABAC) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (7/6).
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Kapan Damri berencana membeli bus listrik? Perum Damri mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1 triliun untuk 2025 yang akan digunakan untuk penyediaan 100 bus listrik Transjakarta dan peremajaan bus diesel angkutan perintis.
-
Kenapa mobil pick up tertimpa tiang listrik? “Karena tidak ketahan, pohon tersebut malah roboh menimpa kabel dan tiang tadi. Total ada dua tiang listrik dan satu tiang telepon,” tambah Dede Suprapto
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
Arsjad meyakini, kerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik akan menguntungkan kedua negara. Menyusul, ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan Kesepakatan (IK-CEPA) pada Agustus 2022 lalu.
Dalam perjanjian tersebut menghilangkan sebagian besar pos-tarif di sektor perikanan, pertanian, dan sektor industri dan otomotif Korea Selatan. Hal ini dinilai sebagai momentum emas untuk meningkatkan investasi Korea Selatan di sektor kendaraan listrik.
"Diharapkan IK-CEPA menghasilkan momentum investasi yang meningkat, terutama pada kendaraan listrik (EV) dan baterai," ungkap Arsjad.
Dalam kunjungan tersebut, Arsjad mengapresiasi kerja sama nyata antara antara Indonesia dan Korea Selatan yang terus meningkat. Tercatat, sekitar 2.000 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia.
Selain itu, transaksi perdagangan antara kedua negara juga terus tumbuh signifikan. Pada tahun 2022, total perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai USD 24,5 miliar, naik 33,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Terima kasih kepada Korea Selatan atas dukungannya, dan menyatakan antusiasme untuk merayakan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia pada tahun 2023," pungkasnya.
(mdk/idr)