Kain Lurik Berpotensi Jadi Produk Andalan Ekspor RI Selain Batik
Wakil Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar mengatakan lurik akan jadi potensi produk lokal yang tidak kalah dari batik dan tenun lainnya. Salah satu pakaian tradisional masyarakat desa di Jawa ini sedang digencarkan penggunaannya hingga menyamai batik.
Wakil Ketua Umum Himpunan Wastraprema Neneng Iskandar mengatakan lurik akan jadi potensi produk lokal yang tidak kalah dari batik dan tenun lainnya. Salah satu pakaian tradisional masyarakat desa di Jawa ini sedang digencarkan penggunaannya hingga menyamai batik.
"Lurik itu pakaian yang sangat sederhana dengan filosofi yang dalam. Dipakai orang desa yang miskin dan tidak punya bahan, tempo dulu. Sekarang dengan naiknya nama lurik, kita yakin lurik juga akan menarik perhatian masyarakat dan ekspatriat sehingga bisa menjadi produk lokal andalan selain batik," ungkap Neneng saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/3).
-
Produk apa saja yang diekspor dari Sulawesi Selatan? Sebanyak 49,96 ribu ton dengan nilai US$ 98,33 juta ini melibatkan 82 eksportir, 36 komoditas/produk dan 34 negara tujuan ekspor.
-
Apa saja produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
-
Mengapa perusahaan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk mengekspor produknya? Selain untuk kebutuhan dalam negeri, hasil produk minyak olahan sawit diekspor ke Tiongkok, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan.
-
Apa saja produk yang dibuat oleh perusahaan Sabana? Siapa yang tak tahu dengan produk susu Ultra Milk, minuman sari buah Buavita hingga Teh Kotak.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Siapa yang memimpin pelepasan ekspor perdana kosmetik dari Sidoarjo? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
Dia menuturkan, keunikan lurik selain motifnya yang sederhana, pengerjaannya memakan waktu cukup lama jika ditenun secara manual dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), kira-kira 2 minggu. Namun, Neneng menyayangkan harga kain lurik yang ditenun manual dengan kain lurik yang diproduksi mesin tidak jauh berbeda, padahal proses manual sangat melelahkan.
Sementara itu, Direktur Ritel PT Sarinah, Lies Permana Lestari mencanangkan kain lurik akan masuk jadi komoditi ekspor. Meski tergolong pemain baru dalam ekspor, Sarinah yakin bisa memasarkan produk lokal asli Indonesia ke seluruh dunia, mengingat Indonesia memiliki kebudayaan paling kaya sedunia menurut UNESCO.
"Peran Sarinah itu di sini, kita bukan seperti agen ritel lain, kita membantu UMKM menjual, memasarkan dan menceritakan kisah produk lokal itu. Itu kan yang disenangi oleh ekspatriat-ekspatriat, orang-orang luar negeri," jelas Lies.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Lestarikan Tenun Asli Tanah Air, PT Sarinah Gelar Pekan Lurik Indonesia
Deretan Merek dengan Kampanye Terbaik 2019
2019, Produksi Keramik Lokal Ditargetkan Capai 440 Juta Meter Persegi
Bus Listrik Moeldoko Mulai Produksi Massal Mei 2019
Ilham Habibie Buka Peluang Pesawat R80 Dijual ke Luar Negeri
Professtama dan Red Piranha Tawarkan Solusi Keamanan Siber dari Australia