Gambarkan Budaya Kota Kuno, Intip Indahnya Menik Batik Mijen Asli Tangerang
Motif Perahu Naga sampai Gambang Kromong Tehyan jadi andalan produsen batik khas Tangerang Ini
Motif Perahu Naga sampai Gambang Kromong Tehyan jadi andalan produsen batik khas Tangerang Ini
Gambarkan Budaya Kota Kuno, Intip Indahnya Menik Batik Mijen Asli Tangerang
Batik Menik Mijen atau Menik Batik Mijen jadi salah satu produsen kain batik yang ada di Kota Tangerang.
Keunikan dari produk yang dihasilkan adalah motif kota kunonya yang menghasilkan visual indah.
Berbagai warna dihasilkan oleh produsen batik tersebut, mulai dari cerah, gelap, hingga kombinasi keduanya.
-
Apa motif khas Batik Tangerang? Kembang mayang merupakan motif batik yang bisa Anda temukan saat bertandang ke kota tersebut. Desainnya beragam, dengan menyesuaikan tren warna yang kekinian membuatnya kian modis dipandang.
-
Apa keunikan Batik Tulis Kebon Indah? Batik khas Ngembel, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, terpantau unik dan berbeda dari yang lain.Setiap helai batiknya menggunakan warna alami dari tumbuhan, dengan motif yang juga dekat dengan lingkungan yakni aneka ragam hayati.
-
Bagaimana cara mengenali Motif Batik Megamendung? Motif batik megamendung merupakan ciri khas dari Cirebon. Nama megamendung sendiri berarti awan sejuk.
-
Batik Terogong punya motif apa? Motif yang dihadirkan dalam batik tersebut kebanyakan melekat dengan masyarakat Betawi, seperti tanaman, buah-buahan, kesenian tanjidor sampai ondel-ondel.
-
Di mana Batik Terogong dibuat? Sesuai namanya, batik ini lahir dari kampung Terogong di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan.
-
Dimana lokasi dari Batik Tulis Kebon Indah? Batik Tulis Kebon Indah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten yang jadi klaster UMKM BRI
Kayanya warna dan beragam motif khas lawasan membuat produk yang dirintis oleh pasangan suami istri Idhar dan Menur mampu meraih perhatian pasar di Kota Tangerang hingga seputar Banten.
“Semua prosesnya (pengerjaan batik) dikerjakan sendiri, mulai dari proses desain, produksi, sampai penjahitan,” kata Idhar, mengutip tangerangkota.go.id, Senin (1/7).
Dirintis Sejak 2013
Menurutnya, batik Menik Mijen sudah dirintis keduanya sejak 2013 silam secara perlahan.
Foto: tangerangkota.go.id
Keindahan visual didukung oleh keduanya yang memiliki latar belakang keluarga pembatik di Jawa Tengah.
Karena ingin fokus ke industri batik, maka keduanya sepakat untuk mengangkat ikon lokal khas Kota Tangerang yakni kebudayaan lawasnya.
“Semuanya dirintis secara pelan-pelan, baru sekitar tahun 2015-an, kami mulai mencoba bereksperimen mentransformasikan ikon-ikon menarik di Kota Tangerang ini menjadi sebuah motif batik tersendiri yang bisa dilihat sampai sekarang,” beber Idhar.
Hadirkan Motif Perahu Naga sampai Lenggang Cisadane
Inspirasi keduanya dalam merintis produk batik rupanya terinspirasi dari kebudayaan lawas di Kota Tangerang.
Beberapa motif ikonik setempat seperti Perahu Naga, Lenggang Cisadane, Pintu Air Sepuluh, Jembatan Berendeng, sampai Gambang Kromong Tehyan tergores indah dan berpadu dengan warna-warna syahdu putih sampai cokelat.
Agar kualitasnya makin maksimal, kain yang digunakan pun menggunakan jenis katun kualitas unggul yang diambil dari wilayah Semarang, Jawa Tengah.
Ada Batik Tulis sampai Cetak
Kebutuhan pasar akan batik di Kota Tangerang pun coba dijawab dengan maksimal oleh Idhar dan Menur.
Ia juga menyesuaikan dengan permintaan pasar setempat, yakni jenis tulis, cetak dan cap yang beragam. Desainnya dibuat secara ekslusif, dengan rapi dan cocok sesuai tema yang diangkat yakni Kota Tangerang tempo dulu.
“Kami juga berkomitmen menyajikan batik berkualitas terbaik, terjangkau, serta tetap memperhatikan kaidah-kaidah penggoresan batik yang telah pakem di kalangan para perajin,” kata Idhar, lagi.
Batik Tangerang motif Pintu Air Sepuluh.
Batik motif Perahu Naga.
Harga yang Terjangkau
Agar pelanggan merasa puas, Idhar bersama Menur menghadirkan produk yang tak semata indah secara visual. Batik-batik yang dijajakan juga harus dijaga kualitasnya melalui pemilihan bahan yang lembut dan kuat.
Kemudian, ia juga menjual batik dengan harga yang terjangkau di pasaran dengan harga mulai dari Rp160 dan Rp275 ribuan per batiknya. Harga akan disesuaikan dengan tingkat kerumitan motif dan jenis kain.
“Secara singkat, batik yang disajikan menggunakan bahan kain yang halus, warna yang detail, serta mengedepankan aspek comfortable yang terjamin,” tambah Idhar.