Karena jangkrik, Bambang jadi bos beromzet miliaran
Omzet per hari sekitar Rp 10 juta-Rp 14 juta.
Para penggemar grup lawak legendaris Warkop DKI pasti ingat salah satu ucapan Kasino dalam film "Chips": Jangkrik bos!
Di film satir tentang polisi tersebut, Kasino kerap mendulang fulus usai berucap itu pada komandannya.
-
Siapa yang memulai usaha peternakan di Jakarta Selatan? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.Dilansir dari akun youtube Naik Kelas, pria Betawi ini memilih usaha penggemukan atau peternakan sapi di Jalan Palem 2, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Siapa saja yang dianggap sebagai wirausahawan sejati? Wirausahawan sejati menghasilkan uang dari modal orang lain, sedangkan wirausahawan biasa mendapatkan uang dari modal sendiri.
-
Siapa yang merintis bisnis minuman sarang walet? Sebuah perusahaan ternama asal Bojonegoro berhasil menguasai pasar olahan sarang burung walet dalam bentuk minuman kemasan. Menariknya, cikal bakal minuman sarang burung walet pertama di Indonesia ini muncul dari pengalaman pribadi sang pemilik perusahaan.
-
Siapa yang meneruskan usaha Sate Tukangan di Yogyakarta? Saat ini, Ainun merupakan generasi ketiga penjual sate itu, dari pertama kali didirikan oleh sang kakek.
-
Siapa yang terlibat dalam kerja sama ini? Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Indonesia Comnets Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya, disaksikan oleh Nokia Asia Paific Enterprise Lead, Stuart Hendry di Mobile World Congress, Barcelona, hari ini.
Puluhan tahun berlalu sejak film itu diproduksi, jangkrik mendatangkan untung bukan lagi sekedar bumbu cerita alias sudah nyata.
Tengok saja Bambang Setiawan, pemuda 28 tahun asal Cirebon. Alumni Teknik Sipil Insitut Teknologi Bandung itu bisa meraup omzet sekitar Rp 10 juta-Rp 14 juta per hari karena berhasil membangun kerajaan jangkrik di Desa Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.
Jika dikalikan 360 hari, maka omzetnya bisa mengundang decak kagum. "Sekitar Rp 4 miliar pada 2014, Rp 2,5 miliar (2013), dan Rp 1 miliar (2012)," kata Bambang, saat berbincang dengan merdeka.com, kemarin.
Bambang memulai bisnis jangkrik di penghujung 2010. Kala itu, dia melihat produksi jangkrik tak stabil. Terkadang jumlahnya di bawah kebutuhan pasar.
Saking serius menggarap potensi ekonomi dari kerabat dekat belalang itu, dia rela menyetop sejumlah bisnis sudah lama dijalaninya. Semisal berjualan plastik dan mainan anak.
Bermodal Rp 7 juta, Bambang membeli sekitar 250 kilogram jangkrik, terbagi dalam 50 kotak, dan 2,5 kilogram telur jangkrik.
"Kebetulan tahun itu di desa saya banyak orang menganggur akibat bangkrutnya perusahaan rotan. Sehingga bisnis ini saya jalani sekaligus membuka lapangan kerja."
Sayang, tak semua warga desa langsung bersedia membantunya beternak jangkrik lantaran dianggap tak prospektif. Ditambah bisnis jangkriknya tak kunjung ekspansif.
"Pada 2011 bisnis saya sempat error, karena produk saya ini masih terkenal baru di desa. Belum lagi, ternak jangkrik diperlukan pemahaman budidaya sendiri," ungkapnya.
Dia kemudian memotivasi dan melatih warga budidaya jangkrik. Alhasil, Bambang menjadi ketua kelompok peternak jangkrik terbesar di Cirebon.
Dalam lima tahun, Bambang bisa memproduksi 200 kilogram jangkrik alam dan 8 kilogram telur jangkrik per hari. Wilayah penjualannya pun sudah meluas hingga sebagian besar Jawa.
Bambang menjual jangkrik hidup seharga Rp 45 ribu-Rp 50 ribu per kilogram. Sementara telur jangkrik dibanderol Rp 400 ribu-Rp 450 ribu per kilogram. Dari bisnis ini, Bambang mengaku bisa menggaji 65 orang karyawannya sesuai standar upah minimum di daerahnya.
"Karena banyak pegawai sudah mandiri, jadi sekarang saya hanya fokus kepada pemasaran saja. Karena semakin ke sini, harganya semakin kompetitif."
Baca juga:
Trik apik bisnis ternak jangkrik
Kulik laba dari kerupuk jangkrik
Laris di Timteng, Bu Esther rambah bisnis presto ke Amerika Serikat
Kembangkan gudeg di Abu Dhabi, Esther kesulitan cari krecek
Kisah Bu Esther jualan gudeg di Abu Dhabi, obati kangen para WNI
Besarkan 'radja ketjil', Renaldo tinggalkan kursi bankir