Kata BI soal suku bunga acuan naik tapi Rupiah masih melemah di Rp 14.600-an per USD
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan bahwa saat ini tekanan global masih cukup tinggi sehingga Rupiah belum bisa menguat.
Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,50 persen. Namun, nilai tukar Rupiah masih saja bertengger di level 14.600-an per USD.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan bahwa saat ini tekanan global masih cukup tinggi sehingga Rupiah belum bisa menguat.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
"Tekanannya masih cukup besar dari globalnya," kata Dody saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (16/8).
Kendati demikian, kenaikan suku bunga acuan tersebut telah memberi dampak cukup positif pada kondisi pasar di Indonesia.
"Dengan suku bunga kemarin kita naikkan itu sudah membantu relatif dari pelemahan lebih dalam Rupiah. Ya memang kita gak bisa langsung lihat dampaknya tapi positif sinyal telah diberikan ke pasar," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa kebijakan BI menaikkan suku bunga acuan direspons positif oleh pasar. "Pasar menerima bahkan dari sisi investor asing pasar appreciate dengan langkah yang diambil pemerintah dan BI."
Dia menegaskan BI akan selalu berada di pasar dan memantau terutama dari tekanan eksternal. "Dan kita tetap akan ada menjaga di pasar melalui kombinasi intervensi kombinasi bunga dan depresiasi gradual."
Baca juga:
Nota Keuangan RAPBN 2019: Rupiah diprediksi di kisaran Rp 14.400 per USD
Rupiah dibuka melemah di level Rp 14.618 per USD
Pengusaha yakin krisis ekonomi seperti Turki tak akan terjadi di Indonesia
Pengusaha akui dari 100 persen devisa hasil ekspor, baru 80 persen masuk ke Indonesia
Bos BI: Rupiah melemah 7,04 persen, lebih rendah dibanding India, Brasil dan Rusia