Kebijakan pemerintah penyebab lamanya bongkar muat di pelabuhan
Salah satunya memperbolehkan kontainer yang diparkir di pelabuhan selama tujuh hari atau satu minggu.
Sorotan publik kini mengarah ke persoalan bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok. Apalagi setelah Polda Metro Jaya menetapkan pejabat di kementerian perdagangan sebagai tersangka kasus suap dalam proses dwelling time.
Sebelum menjadi kasus hukum, persoalan dwelling time juga membuat Presiden Joko Widodo geram. Proses bongkar muat yang memakan waktu berhari-hari membuat daya saing Indonesia kalah dibanding negara lain.
-
Kapan bahaya Gua Kematian terungkap? Bahaya dari gua kecil ini terungkap secara tidak sengaja saat pembangunan kompleks Recreo Verde sedang berlangsung.
-
Kenapa Epy Kusnandar dan Karina sering menghabiskan waktu di rumahnya? Epy Kusnandar dan Karina kini sering menghabiskan waktu di rumah, dan sebuah TV berukuran besar menjadi tempat favorit Epy untuk bersantai.
-
Siapa yang sering menghabiskan waktu di rumah Epy Kusnandar? Epy Kusnandar dan Karina kini sering menghabiskan waktu di rumah, dan sebuah TV berukuran besar menjadi tempat favorit Epy untuk bersantai.
-
Apa yang ditemukan tim Jejak Tempo Doeloe di bagian belakang rumah? Di bagian belakang ada pintu keluar tersembunyi. Pintu itu tertutup oleh tanaman merambat yang tumbuh liar menutupi hampir seluruh dinding. Namun ada bolongan kecil di pintu sehingga tim bisa melihat apa yang ada di dalamnya. Terlihat tidak ada apapun di dalam ruang itu selain ruangan itu sendiri serta pintu lain di ujungnya.
-
Apa yang ditemukan di dalam rumah tersebut? Tim penyelamat terkejut saat berhasil menggali dan mengumpulkan total 92 ular dalam dua kunjungan berbeda.
-
Apa yang dimaksud dengan ruang waktu? Ruangwaktu persis seperti apa yang terdengar: tiga dimensi ruang – panjang, lebar, dan tinggi – dikombinasikan dengan dimensi keempat – waktu.
Anggota Tim Konsultasi Larangan Pembatasan Lembaga Konsultasi Kepabeanan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jakarta Adil Karim melihat, kebijakan pemerintah sebagai akar persoalan lamanya waktu bongkar muat di pelabuhan. Pelayanan Izin Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang pernah diterapkan pemerintah tidak berjalan dengan baik.
"Kebanyakan justru penyebabnya ada di pemerintah sendiri. Sebenarnya di pelabuhan sekarang ada National Single Window (NSW). Seperti pelayanan izin terpadu satu pintunya pelabuhan, tapi nggak jalan," ujar Adil dalam diskusi di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa (4/8).
Adil mencontohkan kebijakan atau kelonggaran dari pemerintah yang secara langsung membuat waktu bongkar muat menjadi sangat panjang. Salah satunya memperbolehkan kontainer yang diparkir di pelabuhan selama tujuh hari atau satu minggu. Akhirnya banyak pengusaha memanfaatkan kebijakan itu. Imbasnya, terjadi penumpukan kontainer dan peti kemas di pelabuhan.
"Bukan kita (pengusaha importir) menumpuk, tetapi karena ada peluang maksimal 7 hari. Kita punya peluang 7 hari kenapa kita harus buru-buru," kata dia.
Dia mengusulkan kebijakan tersebut diubah. Tidak ada kelonggaran waktu parkir kontainer. Minimal, kata dia, waktu parkir diturunkan menjadi empat hari.
Selain masalah regulasi, pemeriksaan barang masuk lewat pelabuhan yang terlalu bertele-tele juga harus diselesaikan. Salah satunya soal keberadaan badan karantina.
"Di pelabuhan itu kan sudah ada fasilitas pemeriksaan fisik terpadu. Jadi buat apa lagi ada badan karantina di sana. Setiap proses itu menambah panjang proses dwelling time," ucapnya.
(mdk/noe)