Kehilangan Daya Beli Masyarakat Nyaris Rp1.000 Triliun Akibat Covid-19
Menteri PPN merinci kehilangan daya beli masyarakat akibat pendapatan yang hilang secara langsung mencapai Rp374,4 triliun. Penyebabnya karena penurunan jam kerja di sektor industri dan pariwisata dengan utilisasi hanya 50 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa menyebut kehilangan daya beli masyarakat akibat pendapatan yang hilang baik secara langsung dan tak langsung karena pandemi Covid-19 diperkirakan mendekati Rp1.000 triliun.
"Inilah yang jelas mengapa konsumsi rumah tangga menurun," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam jumpa pers akhir tahun secara virtual dipantau di Jakarta, Senin (28/12).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan Suswono menyampaikan bahwa daya beli warga Jakarta menurun? "Yang justru dikeluhkan oleh para pedagang ini adalah kehadiran pembeli ya, kehadiran pembeli ini relatif berkurang ya dari pengakuan para pedagang. Karena apa, nah ini yang kita pasti perlu cari akar masalahnya. Boleh jadi memang dari survei masyarakat Jakarta ini termasuk daya belinya yang turun," sambungnya.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang membuat warga antri panjang untuk membeli beras? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
-
Dimana warga antri untuk membeli beras murah? Di Grobogan, ratusan warga menyerbu operasi pasar beras murah oleh Disperindag Grobogan pada Minggu (26/2) pagi.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Menteri PPN merinci kehilangan daya beli masyarakat akibat pendapatan yang hilang secara langsung mencapai Rp374,4 triliun. Penyebabnya karena penurunan jam kerja di sektor industri dan pariwisata dengan utilisasi hanya 50 persen.
Sisanya, dari total hampir Rp1.000 triliun itu adalah pendapatan masyarakat yang hilang secara tidak langsung yang berasal dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena mereka kehilangan pasar.
"Kehilangan 50 persen jam kerja, maka penghasilan berkurang 50 persen. Akibatnya yang biasanya beli di UMKM makanan, itu karena pandemi, dan kedua karena tidak ada uang ekstra, maka mereka (UMKM) kehilangan pasar," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas itu dalam jumpa pers secara fisik yang diadakan di Bali.
Utilisasi Industri
Dia menjelaskan tingkat utilisasi industri selama pandemi turun menjadi 55,3 persen dari sebelum pandemi mencapai 76,3 persen. Sementara itu dampak pandemi, menyebabkan total 29,12 pekerja terdampak.
Rinciannya, pengangguran mencapai 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena Covid-19 mencapai 760 ribu, dan sementara tidak bekerja karena Covid-19 mencapai 1,77 juta.
Sedangkan, penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja mencapai 24,03 juta orang.
(mdk/idr)