Kejar Targat Inklusi Kuangan, Narada Asset Management Gelar Pelatihan Tingkat RW
Menurut survei nasional OJK di tahun 2016 tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5 persen dan 66,2 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2 persen dan 69,6 persen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah gencar menggandeng pelaku usaha jasa keuangan untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan dan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Hingga akhir tahun 2019, pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan di masyarakat mencapai 75 persen. Target tersebut menjadi bagian dari Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 82 Tahun 2016.
Literasi dan inklusi ini mencakup pentingnya menabung dan berinvestasi, pengenalan berbagai produk dan instrumen keuangan, juga mengenal risiko dan imbal hasil produk keuangan, hingga literasi hak-hak konsumen. Menurut OJK, pengetahuan yang baik tentang keuangan menjadi kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat secara makro dan dalam jangka panjang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK mengedukasi masyarakat tentang keuangan di Jawa Tengah? Kegiatan The Jewel of Central Java merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi bersama untuk terus memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat Jawa Tengah serta dikemas dalam bentuk edukasi keuangan melalui kesenian daerah agar lebih menarik minat dan dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
Menurut survei nasional OJK di tahun 2016 tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5 persen dan 66,2 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2 persen dan 69,6 persen.
Oleh karena itu, salah satu perusahaan investasi Indonesia, Narada Asset Management (NAM) bekerja sama dengan Tim Pengurus PKK Kotamadya Jakarta Barat dan QM Finansial mengadakan program literasi keuangan yang dikemas khusus untuk dan dari perspektif perempuan sebagai manager investasi keluarga.
Kegiatan bertemakan 'Pelatihan Ibu Cerdas Keuangan' yang diadakan di Gedung Arsip dan Perpustakaan Jakarta Barat tersebut bertujuan untuk menciptakan duta-duta investasi dan literasi keuangan sampai ke tingkat RW. Pelatihan Ibu Cerdas Keuangan akan dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu literasi kepada para kader PKK di tingkat Kotamadya hingga literasi ke 542 kader PKK di tingkat RW.
Pelatihan dimulai dari hari ini, 20 Agustus 2019 untuk para kader PKK di tingkat Kotamadya dan pada tanggal 9 – 12 September 2019 untuk kader PKK di Tingkat RW. Keberhasilan program akan dinilai dalam sebuah kompetisi dimana setiap kader PKK wajib menyebarkan materi tentang pengelolaan keuangan minimal 1 kali ke paling sedikit ke 10 orang kemudian akan ditutup dengan Lomba Cerdas Cermat di akhir periode.
Chief Marketing Officer (CMO) Narada Asset Management, N. Anie Puspitasari mengatakan bahwa tujuan dari program literasi keuangan bersama ibu-ibu PKK adalah salah satu bentuk komitmen dan dukungan dari NAM untuk turut aktif dalam program literasi dan inklusi keuangan yang menjadi prioritas OJK, khususnya untuk para perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga dan critical economic players di lanskap ekonomi nasional.
"Peranan perempuan begitu luar biasa dan beragam. Mulai dari manajer keuangan di keluarga, sebagai enterprenuer, hingga menjadi pemimpin di sebuah perusahaan. Semuanya harus diawali dari pengetahuan akan pengelolaan keuangan yang baik. Itulah alasan kami menginisiasi Pelatihan Ibu Cerdas Keuangan,” ujar Anie.
Anie menambahkan bahwa program ini adalah program jangka panjang yang akan dilakukan secara berkesinambungan. "Kita awali di Jakarta Barat, berikutnya kami berencana untuk mengadakan pelatihan serupa di wilayah Jakarta yang lain. Visi kami, roadshow pelatihan Ibu Cerdas Keuangan dari NAM ini dapat menjangkau lebih banyak perempuan Indonesia," tambah Anie.
Kelas tersebut dihadiri oleh 80 anggota PKK Kotamadya Jakarta Barat, yang terdiri dari anggota 8 TP PKK Kecamatan Se-Jakbar, dan 56 Ketua PKK Kelurahan Se-Jakbar. Harapannya, setelah kelas ini para peserta bisa memperkenalkan dan menerapkan literasi keuangan modern di komunitas-komunitas setempat.
Ketua TP PKK Kotamadya Jakarta Barat, Inad Luciawaty Rustam yang hadir dalam kegiatan tersebut menuturkan bahwa benar perempuan adalah manajer investasi di tingkat kelompok masyarakat terkecil, yakni keluarga sehingga peranannya amat penting untuk memastikan kesinambungan keuangan yang tentunya akan berdampak pada kesejahteraan keluarga.
"Kaum ibu-ibu sangat luar biasa. Pengelola keuangan andal keluarga mulai dari hal-hal yang paling sederhana seperti menu makanan dan budget belanja ke pasar, literasi untuk anak-anak, mengatur cicilan-cicilan untuk keperluan rumah tangga, hingga investasi yang lebih besar," Ujar Inad
Dia mengatakan bahwa pihaknya amat senang dapat bekerja sama dengan NAM dalam menyelenggarakan program literasi dan inklusi untuk ibu-ibu PKK Jakarta Barat. Besar harapannya agar ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat lebih luas di komunitas PKK Jakarta Barat dan di wilayah-wilayah lain di Jakarta dan Indonesia. "Terima kasih untuk NAM karena hari ini kita difasilitasi untuk memperoleh ilmu yang luar biasa yang akan membantu kita untuk mengelola keuangan, baik itu di keluarga atau untuk usaha ibu-ibu sekalian dengan lebih andal dan baik," tutup Inad.
Baca juga:
Prudential Gandeng Unicef Genjot Literasi Keuangan Anak Papua
OJK Target 52,6 Juta Masyarakat Buka Rekening Bank Hingga Akhir 2019
Visa, OJK dan BI Ajak Wanita Pelaku UMKM Tingkatkan Literasi Keuangan
Jurus Pemerintah Kejar Target Indeks Inklusi Keuangan 75 Persen di 2019
OJK Wacanakan Rekening Bank Jadi Syarat Masuk SMP
Banyak Dompet Digital Tebar Promo, Perang Diskon atau Edukasi?