KEK Tanjung Lesung Diterjang Tsunami, Pengelola Taksir Rugi Rp 150 Miliar
PT Jababeka Tbk selaku pihak pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung menderita kerugian sebesar Rp 150 miliar akibat terjangan tsunami Banten. Di mana, pada Sabtu (23/12), tsunami menerjang kawasan pesisir Banten dan Lampung. Diperkirakan ada sekitar 30 persen bangunan milik BWJ yang rusak.
PT Jababeka Tbk selaku pihak pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung menderita kerugian sebesar Rp 150 miliar akibat terjangan tsunami Banten. Di mana, pada Sabtu (23/12), tsunami menerjang kawasan pesisir Banten dan Lampung.
Sebagai informasi, Jababeka memiliki anak usaha PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) yang mengembangkan kawasan destinasi pariwisata bertaraf internasional di Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
CEO PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi Darmono, memperkirakan ada sekitar 30 persen bangunan milik BWJ yang rusak akibat sapuan tsunami.
"Yang dikelola PT Banten West Java itu gedungnya kurang lebih 30 persen rusak, yang 70 persen tinggal dibersihkan tinggal diperbaiki lagi. Tapi itu juga baru pandangan mata, belum dihitung secara detail," jelasnya di Menara Batavia, Jakarta, Senin (24/12).
Secara kerugian, dia memprediksi butuh sekitar Rp 150 miliar untuk membangun kembali 30 persen gedung-gedung yang rusak tersebut. "Kalau perlu dibangun kembali, gedung-gedung itu perlu barangkali kurang lebih Rp 150 miliar," ucap dia.
Darmono menyampaikan, pihaknya tertolong berkat adanya asuransi pada setiap gedung yang dikelola oleh anak usaha. "Semua gedung diasuransikan. Kerugian bisa di-cover dari asuransi. Full cover asuransi kita perkirakan, yang kita bisa claim itu cukup untuk bisa membangun kembali," ujar dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gelombang tsunami Banten dan Lampung dipicu erupsi vulkanik Anak Gunung Krakatau. BMKG mencatat kekuatan tremor Anak Gunung Krakatau yang memicu tsunami memiliki kekuatan setara magnitudo 3,4.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Banten & Lampung Diterjang Tsunami, BNPB Minta RI Bangun Sistem Peringatan Dini
10 Karyawan RSUD Tarakan Meninggal Dunia Akibat Tsunami Banten
Usai Tsunami Banten, BMKG Prediksi Gelombang Tinggi Di Selat Sunda Sampai 27 Desember
Jokowi Tinjau Lokasi Terdampak Tsunami Selat Sunda
Beginilah Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau dari Udara
BMKG: Tsunami Selat Sunda Akibat Tremor Anak Gunung Krakatau 3,4 Magnitudo
Pantauan Udara Kerusakan Paling Parah Akibat Tsunami Selat Sunda