Keliki, Bali: Desa Energi Berdikari Pertamina Berbasis Energi Terbarukan
Desa Keliki telah dipasang 8 titik solar PV dengan kapasitas 28 kWp untuk menjangkau 1.200 KK. Energi bersih tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat desa seperti mengoperasikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), pembangunan Eco-Village & Agriculture berbasis energi baru terbarukan.
Desa Keliki, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali menjadi salah satu proyek percontohan program Desa Energi Berdikari Pertamina berbasis energi baru terbarukan (EBT). Desa Keliki juga menjadi tujuan studi para delegasi negara-negara G20 yang tergabung dalam Energy Transition Working Group (ETWG) G20 pada awal September 2022.
Desa Keliki telah dipasang 8 titik solar PV dengan kapasitas 28 kWp untuk menjangkau 1.200 KK. Energi bersih tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat desa seperti mengoperasikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), pembangunan Eco-Village, dan Agriculture berbasis energi baru terbarukan.
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Kenapa Pertamina terus mendorong transisi energi? Setelah semua negara berkomitmen terhadap penurunan karbon emisi menuju net zero emission, ada optimisme, ada kegamangan, ada kekhawatiran. Namun ini semua tidak menyurutkan langkah kita untuk terus melaksanakan energi transisi seperti yang disepakati bersama,” ungkap Nicke saat acara Pertamina Energy Forum 2023 di Ballroom Grha Pertamina (18/12).
-
Kenapa Pertamina fokus pada transisi energi? Nicke mengungkap energi adalah katalis pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya disaat yang sama, Indonesia terutama Pertamina perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target pemerintah mengenai Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
-
Bagaimana Pertamina memastikan kesiapan energi jelang Tahun Baru 2024? Dalam rangka memastikan kesiapan energi jelang libur Tahun Baru 2024, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Grha Pertamina, Jumat (29/12). Pada kunjungan ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan secara real-time kesiapan Pertamina dalam menyediakan energi, mulai dari stabilitas produksi blok hulu migas, keandalan kilang-kilang pengolahan, hingga proses distribusi energi terutama BBM dan LPG ke masyarakat di Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina mengadopsi transisi energi? Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Apa yang diluncurkan Pertamina di Indonesia Sustainability Forum? Pertamina secara resmi meluncurkan Sustainability Academy dan Sustainability Center pertama di Asia untuk skala perusahaan migas dalam gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Hotel, Jakarta Kamis, (7/9).
Panel surya yang dipasang di Desa Keliki dilakukan oleh tim GoGerilya Kementerian ESDM, Society of Renewable Energy (SRE), dan mahasiswa Universitas Udayana. Pemasangan solar PV di Desa Keliki menyumbang pengurangan emisi karbon sebesar 37.750 kg C02 per tahun.
Desa Energi Berdikari Pertamina Berbasis Energi Terbarukan ©2022 Merdeka.com
Dengan hadirnya energi terbarukan, masyarakat desa bisa berinovasi membuat kompos organik dari limbah domestik untuk pertanian, membangun desa ramah lingkungan dari solusi berbasis alam serta mengolah sampah untuk meningkatkannya nilai ekonomi.
Solar PV juga telah mendorong warga desa berinovasi untuk sawah irigasi menggunakan air tanah. Tercatat ada 7 Subak atau sistem pengairan khas Bali yang menggunakan energi terbarukan yakni Subak Tain Kambing, Subak Uma Desa Sebali, Subak Uma Desa Keliki, Subak Jungut , Subak Umelikode, Subak Bangkiangsidem dan Subak Lauh Batu.
Vice President CSR & SMEPP Pertamina Fajriyah Usmanmengatakan Desa Energi Berdikari Pertamina berbasis energi terbarukan di Desa Keliki merupakan yang terbesar di Indonesia.
Desa Energi Berdikari Pertamina Berbasis Energi Terbarukan©2022 Merdeka.com
Menurut Fajriyah, pembangunan energi terbarukan di Desa Keliki merupakan komitmen Pertamina dalam menerapkan Environmental, Social & Governance (ESG) dan sekaligus mendukung implementasi SDGs poin ke 7 dan 8 yakni menyediakan energi bersih dan terjangkau, serta memberikan pekerjaan layak, mendukung perekonomian dan kemandirian masyarakat.
"Desa Berdikari Pertamina di Keliki menjadi pilot project pengembangan energi terbarukan dan sekaligus bentuk dukungan perseroan terhadap Presidensi G20 Indonesia yang berfokus pada transisi energi bersih," ujar Fajriyah.
Pertamina, imbuh Fajriyah, memiliki 11 Desa Energi Berdikari di Indonesia yang dikembangkan dengan melibatkan generasi muda yang berkontribusi langsung untuk transisi energi di Indonesia. Ke-11 desa tersebut meliputi Balkondes Wringinputih, Magelang ( 1,2 KWP), Balkondes Karangrejo, Magelang (1,2 KWP), Desa Wisata & Budi Daya Kepiting, CIlacap (6,6 kWP), Life Energi Karang-Karangan Solar Home Sistem, Luwu (4,4 KWP), Energi Pelosok Cindako, Maros (6,6 KWP), Wisata Edukasi Kampung Sekaja, Jambi (2,2 KWP), Desa Energi Berdikari Krueng Raya, Aceh Besar (4,4 KWP), PLTS Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Wayame, Ambon (4,4 KWP), Walahar Eco Green, Karawang (2,2 KWP), Pusat Konservasi Elang Kamojang, Garut (6,6 KWP) dan Desa Keliki, Gianyar (28 KWP).
Desa Energi Berdikari Pertamina Berbasis Energi Terbarukan©2022 Merdeka.com
Fajriyah menambahkan, Pertamina memiliki 47 Program energi terbarukan yang dikemas dalam Desa Energi Berdikari. Program tersebut meliputi Solar Energy (29 Program), Hybrid Energy (1 Program), Biogas and Biomethane (11 Program), Microhydro Energy (4 Program) dan Biodiesel Energy (2 Program).
Seluruh program ini menyumbang pengurangan emisi karbon sebesar setara 530.000 ton CO2 per tahun dan memberikan multiplier effect Rp 1,8 miliar per tahun bagi 2.750 rumah tangga.
"Pertamina membuka akses energi bersih dan terjangkau melalui Program Desa Energi Berdikari. Pertamina bersama masyarakat mengoptimalkan pemanfaatan energi bersih untuk menggerakkan perekonomian masyarakat desa," tandas Fajriyah.
(mdk/hhw)