Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2021 Pertahankan Tren Pemulihan
Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 sebesar 1,55 persen (qtq), dan 3,51 persen (yoy). Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi kuartal I-III tahun 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.
Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 sebesar 1,55 persen (qtq), dan 3,51 persen (yoy). Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi kuartal I-III tahun 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menilai capaian tersebut sudah baik karena perekonomian nasional telah mempertahankan pertumbuhan positif. Mengingat pertumbuhan menghadapi tantangan dari penyebaran virus varian delta dan pemerintah menerapkan PPKM level I di hampir semua wilayah Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan rapat terkait perkembangan sektor pertanian nasional akan digelar? Herindra menambahkan bahwa dalam waktu dekat Menhan Prabowo dan jajaran Kemenhan akan menggelar rapat terkait perkembangan sektor pertanian nasional.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
"Capaian pertumbuhan tersebut merupakan hal yang positif mengingat terjadi eskalasi kasus Varian Delta COVID-19 dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di awal Juli 2021," kata Febrio di Jakarta, Jumat (5/11).
Meski angkanya lebih rendah dari kuarta II-2021 yakni 7,07 persen, namun Febrio menyebut capaian tersebut tetap menunjukkan proses pemulihan. Bahkan sejak pertengah Agustus hingga September sudah mulai mengalami perbaikan seiring dengan penurunan kasus varian delta.
"Ini menunjukkan momentum pemulihan tetap terjaga dan akan semakin kuat pascapenurunan kasus Varian Delta di pertengahan Agustus hingga akhir September 2021," kata Febrio.
Momentum yang relatif terjaga ini tercermin pada pertumbuhan antartriwulan (qtq) yang tercatat positif sebesar 1,55 persen. Pertumbuhan ini ditopang positif semua komponen pengeluaran, khususnya ekspor yang tumbuh 29,16 persen.
Sementara itu, dari sisi lapangan usaha seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan konstruksi juga mencatatkan pertumbuhan positif. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dari sebelumnya 7,07 persen pada Agustus 2020 menjadi 6,49 persen pada Agustus 2021. Bahkan pemulihan ekonomi juga mampu membuka lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta lapangan kerja dalam masa pemulihan.
"Tren pemulihan ekonomi juga diikuti dengan kondisi ketenagakerjaan yang membaik pada Agustus 2021," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan kinerja perekonomian sangat dipengaruhi langkah pengendalian pandemi. Pada awal kuartal III, kasus Varian Delta menyebabkan Pemerintah harus menarik rem darurat dengan penerapan PPKM Level IV di berbagai wilayah demi menjaga keselamatan masyarakat.
Kebijakan tersebut berdampak cukup signifikan pada mobilitas masyarakat yang turun hingga rata-rata 17,6 persen di bawah level pra-pandemi. Namun demikian, kebijakan ini terbukti berhasil menekan tingkat penyebaran kasus Covid-19. Seiring terkendalinya pandemi, penurunan level PPKM di berbagai wilayah dilakukan secara gradual dan telah mendorong aktivitas perekonomian kembali meningkat dan menguat.
"Saat ini, berbagai indikator pandemi terus membaik. Tambahan kasus harian, kasus aktif, positivity rate dan rasio keterisian tempat tidur rumah sakit terjaga tetap rendah," kata dia.
Di sisi lain selama peningkatan kasus di gelombang kedua, Febrio menyebut pemerintah menahan perlemahan ekonomi dengan instrumen APBN. Secara responsif, APBN disesuaikan untuk menghadapi tekanan yang terjadi melalui langkah-langkah refocusing pada alokasi anggaran kesehatan untuk penguatan sistem kesehatan, penanganan pandemi, dan vaksinasi.
"Di masa yang sangat berat ketika penyebaran Covid-19 Varian Delta sangat tinggi, APBN hadir menopang kebutuhan utama masyarakat. Kebutuhan penanganan pandemi dan dukungan pemenuhan kebutuhan pokok menjadi fokus utama di masa penerapan PPKM Level IV," kata dia.
Selain itu, belanja perlindungan sosial juga diperluas dan diperpanjang untuk menjangkau masyarakat yang paling rentan terdampak agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Faktor tersebut mendukung kinerja konsumsi Pemerintah tetap tumbuh positif 0,66 persen (yoy). Pertumbuhan positif konsumsi Pemerintah ini cukup signifikan dibandingkan dengan nilai konsumsi Pemerintah yang sangat tinggi di triwulan III 2020.
(mdk/azz)