Kemenparekraf: Pariwisata syariah mulai berkembang di Bali
Tak hanya bank, pariwisata juga kembangkan konsep syariah.
Tidak hanya industri jasa keuangan yang tengah mengembangkan konsep berbasis syariah, sektor pariwisata di dalam negeri juga ternyata akan dikembangkan dengan konsep syariah.
Wakil Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sapta Nirwana mengungkapkan, pariwisata syariah sudah mulai berkembang di Bali. Di pulau dewata sudah ada hotel syariah dan restoran syariah.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Bagaimana Pelindo membangun konektivitas pariwisata di Indonesia? Selain itu, para delegasi akan diajak untuk mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana Etihad Airways mempromosikan wisata di Bali? Dengan pemesanan yang melalui etihad.com, tamu yang terbang ke Bali melalui Abu Dhabi bisa menambah masa inap hotel gratis dengan program Persinggahan Abu Dhabi dari Etihad.
"Hotel syariah ada di Bali, itu kan berarti ada kliennya kemudian restoran, itu kan berarti ada kliennya termasuk d’cost busana muslim terus juga spa, juga mulai berkembang," ujar Sapta usai pencanangan Gres di Silang Monas Jakarta, Minggu (17/11).
Dia mengklaim pariwisata dengan konsep syariah sudah berhasil mendatangkan jutaan wisatawan. Karena itu Kemenparekraf berambisi mengembangkan fasilitas pendukung pariwisata syariah.
Namun, Sapta mengakui, batasan jenis wisatawan syariah atau bukan masih belum jelas. Tetapi, dilihat dari hotel dan restoran tempat mereka menginap, 1,2 juta wisatawan dimasukkan dalam pariwisata syariah.
"Wisatawan nusantara kalau kita ambil jumlahnya sekitar 80 persen berkontribusi terhadap wisata syariah," jelasnya.
Program pariwisata syariah akan terus dijalankan. Dia mencontohkan di era Presiden Gus Dur, beduk dapat menjadi religi ziarah yang bisa menarik minat wisatawan asing.
"Zaman Gus Dur saja bisa menembus wisatawan 2.000 untuk Sabtu-Minggu. Makanya, untuk saat ini bisa menembus 3.000 bahkan bisa 10.000 itu yang berkunjung. Itu kan potensi ekonomi, berkunjungnya satu jam dua jam itu kan makannya banyak," jelasnya.
Dari sisi pemasukan diakui cukup potensial. Sapta mencontohkan, pemasukan untuk pariwisata syariah bisa menembus Rp 1 triliun.
"Kalau Wisatawan mancanegara ambil saja dari 8 juta orang ada 20 persen yang Islam. Ada sekitar 1,2-1,5 juta orang, lalu dikali Rp 100.000 pengeluaran per hari, sudah USD 500 miliar," jelasnya.
Dilihat dari negaranya, wisatawan yang beragama muslim juga banyak datang dari China, Malaysia, Australia dan Eropa. Muslim tidak selalu identik dengan Arab.
Sapta menjelaskan, dalam aturan Keputusan Menteri (Kepmen) tentang pariwisata syariah, diberikan arahan untuk yang melaksanakan pariwisata juga mengaitkan perbankan. Pasalnya, ada proses pinjaman uang melalui asuransi syariah.
"Mau pergi dengan asuransi syariah, apa lembaga non bank juga ada," tegasnya.
Soal persaingan dengan Malaysia dalam hal memperebutkan wisatawan, Sapta melihat tidak ada masalah. Bahkan, dia sesumbar angka kunjungan wisatawan Indonesia bakal mengejar jumlah yang selama ini dicapai Malaysia.
"Jangan khawatir itu mah terkejar dengan sendirinya penduduk 231 juta 80 persen muslim itu kita terbesar hasilnya tinggal rapikan fasilitasnya,dan informasinya," katanya.
Terlepas dari itu, Sapta tidak menutup mata akan adanya kendala dalam pengembangan potensi pariwisata syariah. Yakni dari segi psikologis. Secara umum, banyak yang takut mendengar hal yang berlabel syariah.
"Jangan-jangan nanti halal, haram. Halal-haram padahal kan enggak ini adalah apa sebagai alternatif choice. Jadi ini adalah choice untuk memudahkan atau bagi yang ingin melaksanakan," bebernya.
(mdk/noe)