Kemenperin Yakin Industri Logam Mampu Beri Kontribusi Besar ke Ekonomi RI
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, industri logam berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Sebab, industri ini merupakan salah satu sektor yang prospektif untuk ke depannya karena kebutuhan domestik yang cukup besar.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, industri logam berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Sebab, industri ini merupakan salah satu sektor yang prospektif untuk ke depannya karena kebutuhan domestik yang cukup besar.
Menurutnya, selama ini industri logam berperan penting dalam mendongkrak nilai tambah bahan baku serta membawa efek yang luas bagi perekonomian, di antaranya sebagai penghasil devisa dari ekspor dan menyerap banyak tenaga kerja.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
"Jadi, sektor ini akan menjadi faktor pendorong bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa," kata Achmad, Sabtu (19/12).
Untuk itu, para pelaku usaha di industri baja ringan nasional terus berinovasi untuk meningkatkan utilitas dan produksinya. Seperti produsen genteng metal dan baja ringan, PT Tatalogam Lestari. Untuk meningkatkan daya saingnya, Tatalogam meluncurkan produk baja ringan yang telah diekspor dan diakui kualitasnya di Australia dengan sertifikat AS 97 (Australian Standart).
President Director Tatalogam Group, Yarryanto Rismono mengakui, tahun 2021 menjadi tahun penuh harapan dan optimisme dalam proses pemulihan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global.
Semua sektor diharapkan dapat pulih dan memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Salah satu cara yang dilakukan Tatalogam Group adalah dengan terus berinovasi. Untuk itu, menyambut tahun 2021, Tatalogam Group meluncurkan 2 produk baru yaitu rangka atap baja ringan Taso Premium dan genteng metal Kusuka.
"Produk Taso Premium ini telah diekspor ke Australia dan mendapat respon yang sangat baik. Yang kedua, produk atap metal solid resin warna yaitu Kusuka. Produk ini yang pertama kalinya di Indonesia menggabungkan kekuatan solid resin dan memiliki baja dasar yang lebih tebal. Sehingga semua kalangan masyarakat dapat memiliki atap yang kuat, indah dan berwarna," imbuhnya.
Fokus pada Kualitas
Sementara itu, Vice President Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, selain inovasi Tatalogam Grup juga selalu berfokus pada kualitas.
Karena itu, kedua produk yang dilincurkan ke pasaran kali ini juga sudah dibekali dengan sertifikat Standar Nasional Indonesia dengan nomor SNI 8399:2017 dan AS1397 serta memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Untuk itu dia berharap 2 produk terbaru mereka ini dapat menjadi duet maut ditahun 2021 nantinya.
"Target produksi kedua produk ini akan menyumbang 20-30 persen dari volume produksi total sebesar 180.000 ton per tahun. Lalu untuk mendukung proyek-proyek berbasis APBN dan APBD, Taso Premium dan Kusuka juga sudah punya sertifikat TKDN. Sementara untuk saat ini, komposisi ekspor memang masih dibatasi sebesar 5-10% dari kapasitas. Karena pasar domestik harus dipenuhi terlebih dahulu," terang Stephanus.
Dia menambahkan, setiap tahun Tatalogam Group mengeluarkan produk barunya. Dan setiap produk yang diluncurkan, memiliki keunggulan dan spesifikasi tersendiri yang menunjang untuk penggunaan di seluruh Indonesia.
Untuk Taso Premium sendiri diakui dikembangkan bersama dengan konsumen ekspor mereka di Sidney, Australia. Penggunaan lapisan AZ150 yang cukup tangguh sendiri diperuntukkan untuk penggunaa di wilayah pesisir pantai yang memiliki tingkat korosivitas tinggi.
"Seperti diketahui, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 di dunia. Di wilayah ini tingkat korosivitas sangat tinggi. Dengan lapisan AZ 150 pada Taso Premium, risiko korosi bisa diminimalisir. Ini (Taso Premium-red) bisa menjadi opsi bagi konsumen yang memerlukan baja ringan yang lebih tahan karat dibanding baja ringan biasa dengan lapisan AZ70," tandasnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)