Kementan target swasembada padi, jagung dan kedelai dalam 3 tahun
Pemerintah melakukan dua pendekatan guna mencapai swasembada.
Kementerian Pertanian menargetkan swasembada padi, jagung dan kedelai (pajale) dalam waktu tiga tahun ke depan.
Kepala Bidang Kerja sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), Edi Husen mengatakan, untuk mencapai swasembada setidaknya diperlukan dua pendekatan, yakni peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam ke lahan sub-optimal (LSO).
-
Bagaimana Kementan mewujudkan swasembada pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Di mana Kementan mendukung petani untuk mewujudkan swasembada? Mentan mengatakan, Kabupaten Konawe adalah satu di antata sekian banyak daerah yang harus didorong untuk menjadi daerah penghasil pangan nasional. Dia mengatakan Konawe memiliki lahan yang subur dan air yang cukup. "Konawe harus jadi penghasil pangan terbesar di Indonesia. Mengapa demikian, sebab konawe adalah penopang pangan Sulawesi Tenggara dan bisa memenuhi kebutuhan kita karena memberi suplay ke provinsi lain yang membutuhkan," katanya.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
"Dari sekitar 8,2 juta hektar lahan sawah, terdapat 3,15 juta hektar yang tergolong LSO, yaitu sekitar 1,05 juta hektar termasuk lahan sawah rawa dan sekitar 2,1 juta hektar lahan sawah tadah hujan," kata Edi di Kantor Balitbang, Jakarta, Selasa (8/3).
Menurut dia, luas LSO yang tersedia saat ini ada 33,4 juta hektar yang terdiri atas 25,8 juta hektr lahan kering dan 7,6 juta hektar lahan rawa.
"Provitas padi sawah di lahan rawa adalah 2-3 ton GKG/ha dan lahan sawah tadah hujan adalah 3-4 ton GKG/ha," jelas dia.
Edi melanjutkan provitas rata-rata lahan sawah nasional lebih tinggi yaitu 5,3 ton GKG/ha, bahkan provitas padi sawah di lahan sawah insentif di Pulau Jawa menapai 12 ton GKG/ha.
"Pupuk hayati dan biodekomposer berpeluang untuk meningkatkan provitas komoditas pertanian baik di lahan optimal maupun LSO," ungkapnya.
Baca juga:
Mentan Amran sesumbar habisi mafia beras yang selalu buat kisruh
Mentan sebut sudah 3 kali kapal sapi dari NTT ke Jawa penuh muatan
Mentan: Harga pangan stabil, konsumen senyum produsen teriak
Rantai pasokan panjang buat harga bawang merah meroket
Kementan klaim kapal ternak mampu tekan harga daging sapi di Jakarta
Mentan Amran bakal pasok 1.000 ekor sapi NTT ke Jakarta tiap bulan