Kenaikan Suku Bunga Dinilai Belum Cukup Redam Lonjakan Inflasi
Peneliti CORE Indonesia, Fartya Nirmala Hanoum mencontohkan, seperti Bank Sentral Amerika serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga hingga tiga kali tahun ini, masih belum bisa meredam inflasi dan malah mengancam ekonomi Amerika ke tahap resesi.
Lonjakan inflasi global saat ini menyebabkan bank sentral di beberapa negara melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga. Meski begitu, kebijakan ini dinilai belum cukup untuk meredam inflasi.
Peneliti CORE Indonesia, Fartya Nirmala Hanoum mencontohkan, seperti Bank Sentral Amerika serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga hingga tiga kali tahun ini, masih belum bisa meredam inflasi dan malah mengancam ekonomi Amerika ke tahap resesi.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Kenapa peredaran mata uang Jepang di Sumatra menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Apa saja bantuan yang diberikan Kementan untuk Sulawesi Selatan dalam rangka mengendalikan inflasi dan dampak El Nino? Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menuturkan guna mengakselerasi agenda pengendalian inflasi dan penanganan El Nino tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan untuk pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 30 unit traktor roda 4, 30 unit traktor roda 2, 30 unit cultivator, 40 unit pompa air, 50 unit handsprayer.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
"Jadi kalau kita lihat emang tadi bahwa faktor kenaikan harga terutama harga energi ini menyumbang besar inflasi global dan merembet kepada inflasi pangan dan juga bahan bakar di beberapa negara," kata Fartya dalam Webinar Menjaga Pemulihan Domestik di Tengah Potensi Resesi Global, di Jakarta, Rabu (27/7).
Fatya memaparkan beberapa negara seperti AS, Inggris, Jepang, Korea dan Jerman mengalami peningkatan inflasi di tingkat harga bahan baku, harga pangan dan harga transportasi. "Bank sentral menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Juni 2022 untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka tidak menaikkan suku bunga acuannya," terang.
Dia menilai inflasi yang direspon oleh kenaikan suku bunga acuan ini mengakibatkan indeks dollar itu meningkat. Bahkan sebelumnya yang menyebabkan adanya aliran modal masuk Amerika dan menyebabkan mata uang dari negara-negara yang mengalami pelemahan.
Untuk Indonesia, di tanggal 22 Juli Indonesia mengalami pelemahan secara year to date sebesar 54 persen nilai ini masing cukup moderat dibanding dengan mata uang lainya. Bahkan Jepang mengalami pelemahan hingga 20 persen.
Baca juga:
Rupiah Kembali Melemah ke Rp15.000 Menanti Pengumuman Suku Bunga The Fed
Alasan Bank Indonesia Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan di 3,5 Persen
Kenaikan Inflasi AS akan Pengaruhi Permintaan Ekspor RI
Respons Pinjaman Online soal Prediksi Bank Indonesia Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan
Keputusan BI Tahan Suku Bunga Acuan Dinilai Tepat, Ini Alasannya
Terungkap, Ini Alasan Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 3,50 Persen