Kerugian Akibat Kecelakaan Jalan Raya Ditaksir Capai Rp200 Miliar
Kecelakaan lalu lintas menyebabkan kerugian materiil maupun immateriil. Hal ini diakui oleh pengusaha angkutan logistik yang berhadapan dengan risiko kecelakaan pada sopir angkutan mereka.
Kecelakaan lalu lintas menyebabkan kerugian materiil maupun immateriil. Hal ini diakui oleh pengusaha angkutan logistik yang berhadapan dengan risiko kecelakaan pada sopir angkutan mereka.
Pemilik PT Lookman Djaja Logistics yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lukman mengatakan, berdasarkan data Korlantas, kerugian karena kecelakaan di Indonesia mencapai Rp 200 miliar di 2020.
-
Siapa yang mengalami kecelakaan? Chisa Anne stri dari vokalis band Repvblik Ruri Wantogia, membagikan kondisi terkini dari sang suami yang dikabarkan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/9).
-
Dimana kecelakaan itu terjadi? Rombongan pesepeda ditabrak oleh pengendara motor trail merek Kawasaki KLX 150 dengan pelat nomor B 3700 PCY di jalur sepeda kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/7) kemarin.
-
Kapan si kelinci ceroboh menyadari kesalahannya? Kiko menceritakan kejadian tersebut dengan malu-malu. "Aku merusak pesta makan malam yang aku rencanakan, dan sekarang tidak ada makanan yang bisa aku hidangkan," keluh Kiko. Bimo tersenyum bijak. "Kiko, sebelum kamu memperbaiki masalah ini, apa yang sebaiknya kamu lakukan?"
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam kecelakaan tersebut? Sebuah kecelakaan maut melibatkan seorang mahasiswi yang baru pulang ‘dugem’ terjadi pada Sabtu (3/8) di Jalan Tuanku Tambusai jalur Selatan tepatnya di depan Penginapan Linda, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
"Kemudian ada 326 ribu lebih kasus kecelakaan, 7,6 persen di antaranya ialah angkutan barang, dan ini komposisi yang tinggi," ujarnya dalam dalam Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan, Selasa (20/4).
Lukman melanjutkan, kerugian lainnya yang dialami tentu saja risiko adanya korban jiwa dalam kecelakaan, baik diri sendiri maupun orang lain. Kendaraan yang digunakan korban juga menjadi salah satu kerugian ini.
"Kalau untuk angkutan barang, kerugian lainnya bisa berupa pembajakan, penggelapan, spedometer hilang, kehilangan as roda," kata Lukman.
Menurutnya, ongkos transportasi di Indonesia cukup murah. Saat ini, gaji yang dibayarkan kepada sopir-sopir truk logistik cenderung lebih kompetitif dibanding negara lain seperti Eropa dan Thailand, meskipun risiko kecelakaannya tinggi.
"Dengan Eropa, gaji bisa 3 kali lipat. Di Thailand bisa 2 kali lipat ongkos angkutnya. Jadi kalau kita, ongkos murah, tapi biaya logistik tetap tinggi juga," katanya.
Fakta Penyebab Tingkat Kecelakaan di Jalan Indonesia Tinggi
Kementerian Perhubungan mencatat tingginya tingkat kecelakaan angkutan darat di Indonesia. Menurut data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Kepolisian RI tahun 2019, terdapat 109.244 kecelakaan, 29.478 di antaranya bersifat fatal.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, kecelakaan truk dan bus menjadi yang terbesar ke-2 setelah sepeda motor. Dirinya juga membeberkan beberapa faktor penyebabnya.
"Operasional angkutan yang tidak berkeselamatan seperti bus memuat muatan yang berlebihan, ini tidak hanya hari besar tapi di beberapa daerah terutama di Kalimantan, Sumatera dan sebagainya," ujar Budi dalam Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan, Selasa (20/4).
Faktor lainnya ialah perilaku sopir bus yang ugal-ugalan dalam berkendaran. Budi menyebut contoh fenomena tersebut, seperti "om telolet om" yang sempat viral, meski fenomena yang memicu perilaku ugal-ugalan tersebut sudah tidak ada lagi.
Kemudian, faktor kompetensi SDM pengemudi dan mekanik. Dalam beberapa kasus, Kemenhub dan Kepolisian menemukan bahwa sopir tidak bisa dijadikan satu-satunya pihak yang salah dalam kasus kecelakaan.
"Kasus di Tanjakan Emen, saya tanya operator dan Kepolisian, sebetulnya sopirnya tidak ada keluhan kinerja rem, tapi dari pengawasnya memberikan petunjuk yang tidak sesuai, lalu diakali dan akhirnya kecelakaan. Kami bersama Kepolisian selalu berkomitmen, kami sepakat, faktor penyebab kecelakaan tidak cuma pengemudi saja tapi ada pihak lain," ujar Budi.
Selain itu, faktor penyebab kecelakaan lainnya berupa gejala speleng kemudi, odol, pecah ban, rem bolong hingga rangka patah.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)