Ketua OJK: Transformasi Digital Sektor Keuangan Harus Diiringi Tata Kelola yang Baik
Ini diperlukan agar dapat bermanfaat sekaligus memitigasi dan meminimalisir dampak negatif.
Ini diperlukan guna memperkuat industri jasa keuangan dan pelindungan konsumen.
- Hutama Karya Kebut Digitalisasi dalam Operasional Bisnis, Termasuk Bidang Konstruksi
- Menteri Teten Ungkap Alasan Produk Lokal Kalah Saing dengan Barang Impor
- Menteri Teten: Transformasi Digital di Indonesia hanya di Sektor Hilir Bukan Produksi
- Pengusaha ASEAN Bidik Kerja Sama Transformasi Digital Hingga Perdagangan dengan Kanada
Ketua OJK: Transformasi Digital Sektor Keuangan Harus Diiringi Tata Kelola yang Baik
Ketua OJK: Transformasi Digital Sektor Keuangan Harus Diiringi Tata Kelola yang Baik
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) , Mahendra Siregar menyoroti bahwa penerapan tata kelola atau governansi sangat penting dalam era digitalisasi di sektor jasa keuangan.
Ini diperlukan guna memperkuat industri jasa keuangan dan pelindungan konsumen.
Mahendra menjelaskan, transformasi digital di sektor jasa keuangan harus diiringi dengan penerapan tata kelola yang baik, pemahaman risiko dan governansi, serta mengutamakan aspek pelindungan konsumen. Ini diperlukan agar dapat bermanfaat sekaligus memitigasi dan meminimalisir dampak negatif.
“Semakin banyak aspek digital technology berada di dalam sektor industri itu maka risiko menjadi ter-multiplikasi. Kemudian pada gilirannya justru membutuhkan aspek pemahaman yang jelas tentang governance and risk, kalau mau sustainable," kata Mahendra dalam acara Risk & Governance Summit 2023, Jakarta, Kamis (30/11).
Mahendra menyampaikan, pada 2023 ini pihaknya telah meluncurkan empat peta jalan (roadmap) bagi industri jasa keuangan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat serta integritas sektor jasa keuangan.
“Saya lihat dalam seluruh roadmap tadi itu, benang merahnya adalah tiga kata kunci yang kemudian ingin menuju kepada satu objective yaitu governance, integritas, dan etik menuju sustainability," imbuhnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena yang mengatakan bahwa transformasi digital telah membuka peluang besar untuk mencapai tata kelola yang lebih baik, tetapi juga membawa tantangan dan risiko yang perlu dihadapi dan dikelola.
Oleh sebab itu, menurut Sophia setiap lembaga keuangan dalam menjalankan transformasi digital harus menjalankan risk and governance dengan teliti.
"Jadi diharapkan dengan adanya governance di awal, kemudian konsep-konsep etika, moral, dan integritas sudah diperhitungkan di awal, maka hal-hal yang kurang diharapkan dapat diminimalisir ke depannya," ucap Sophia.