Hutama Karya Kebut Digitalisasi dalam Operasional Bisnis, Termasuk Bidang Konstruksi
Transformasi digital yang diterapkan Hutama Karya telah diakui secara internasional.
Hutama Karya turut mengikuti Asesmen Readiness INDI 4.0 yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah.
Hutama Karya Kebut Digitalisasi dalam Operasional Bisnis, Termasuk Bidang Konstruksi
Hutama Karya Kebut Digitalisasi dalam Operasional Bisnis, Termasuk Bidang Konstruksi
PT Hutama Karya (Persero) mempercepat transformasi digital dengan mengembangkan dan menerapkan berbagai inovasi teknologi. Ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi dalam operasional bisnis.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengungkapkan, sasaran utama dalam transformasi digital ini adalah mengedepankan value creation, business process excellency, inovasi melalui pengembangan digital capability, dan management support yang berkelanjutan.
"Salah satu aspek utama dalam transformasi digital adalah digital mindset sebagai langkah fundamental dalam mentransformasi kapabilitas digital perusahaan dalam berbagai aspek meliputi digitalisasi pada sektor konstruksi, sektor jalan dan jalan tol, dan supporting process yang dilakukan untuk menunjang perbaikan kinerja perusahaan," tambah Tjahjo.
Dalam rangka mengukur kesiapan transformasi menuju industri 4.0, Hutama Karya turut mengikuti Asesmen Readiness INDI 4.0 yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah.
Menurut dia, yang menjadi acuan pengukuran asesmen ini dibagi menjadi 5 pilar penilaian meliputi Manajemen & Organisasi, Orang dan Budaya, Produk dan Jasa, Teknologi, Operasi.
Tjahjo menyebutkan, transformasi digital yang dilakukan telah diakui secara internasional melalui penghargaan “The 2023 Going Digital Awards in Infrastructure Founder’s Honoree” yang diperoleh pada Year in Infrastructure (YII) Going Digital Awards 2023 untuk kategori Subsurface Modelling & Analysis, Kamis (12/10) lalu.
Pada kompetisi tahunan itu, Hutama Karya mengusung implementasi sejumlah digitalisasi konstruksi pada Proyek Jalan Tol IKN 3A, segmen Karangjoang – Kariangau yang berjudul “Geotechnical Engineering to Support Sustainability in “Nusantara” City at IKN Toll Road 3A”.
Proyek tersebut menghadapi tantangan berupa kondisi lahan yang berkontur dan terdapat pekerjaan galian yang mencapai kedalaman 30 meter, berlokasi di transmission tower utama penyedia suplai listrik Kalimantan Timur.
Tjahjo menyebutkan situasi ini memiliki potensi menimbulkan kerusakan pada transmission tower 150 KV jika terjadi kegagalan, dapat memicu paralisis perekonomian akibat pengurangan suplai listrik sebesar 24 MW untuk wilayah tersebut.
merdeka.com
"Maka dari itu, diperlukan metode kerja yang tepat untuk mempercepat pembangunan dengan target penyelesaian pada tahun 2024. Selain itu, kondisi tanah di lokasi proyek dan upaya menjaga kelestarian lingkungan menjadi fokus perhatian utama selama proses konstruksi berlangsung," ucapnya.
Tjahjo mengatakan, Hutama Karya juga menerapkan penggunaan digitalisasi konstruksi Building Information Modelling (BIM) yang dapat menghasilkan 3D model akurat, membantu proses project monitoring 3 kali lebih cepat dari metode konvensional, melakukan analisis engineering, hasil analisis tanah applicable, hingga dapat menghindari rework pada proses konstruksi di proyek.
Tjahjo menilai, investasi teknologi yang dimasukkan ke dalam proses bisnis perusahaan telah memberikan dampak positif terhadap kinerja dan laba korporasi yang meningkat, di mana efisiensi proses dapat didorong dari proses digitalisasi."Selain itu transformasi digital ini telah mendorong good corporate governance melalui ketersediaan database dari aktivitas yang sudah terdigitalisasi, sehingga mendorong peningkatan kinerja korporasi,” ujar Tjahjo.