Transformasi Ekonomi Hijau, Subholding Gas Pertamina Manfaatkan Kecerdasan Buatan
Teknologi ini berperan dalam mendukung pembangunan infrastruktur serta merancang program strategis PGN untuk mencapai ekonomi hijau.
Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk mengintegrasikan teknologi untuk memastikan kelangsungan bisnis perusahaan serta meningkatkan kualitas infrastruktur guna mendukung operasional dan transisi menuju ekonomi hijau.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari mengataka, kemajuan teknologi dan transformasi digital merupakan faktor penting dalam perkembangan industri saat ini, termasuk dalam sektor minyak dan gas.
Teknologi ini berperan dalam mendukung pembangunan infrastruktur serta merancang program strategis PGN untuk mencapai ekonomi hijau.
"Digitalisasi dilakukan dalam seluruh rantai proses bisnis gas mulai dari operations sampai dengan pengelolaan pelanggan dengan solusi-solusi IT yang dapat meningkatkan engagement pelanggan terhadap perusahaan yang terintegrasi antara Operation Technology (OT) dan Information Technology (IT)," katanya dikutip di Jakarta, Sabtu (26/10.
Dalam merancang proyek dan memastikan keberlanjutan bisnis, PGN memanfaatkan teknologi tidak hanya sebagai langkah adaptasi, tetapi juga untuk mendorong inovasi.
Hal ini terlihat dari berbagai aplikasi yang dikembangkan, seperti Digio (Digital Information for Gas Infrastructure Operation) yang membantu dalam efisiensi pengelolaan infrastruktur gas bumi, SiApp Gas-In untuk perencanaan awal proyek, serta SipGas (Sistem Informasi Penyaluran Gas) yang memantau pergerakan distribusi gas bumi dan infrastruktur terkait.
"Seiring dengan perubahan teknologi, maka PGN berusaha adaptasi dan inovasi secara berkelanjutan. Bahkan untuk meter operation, PGN juga sudah mengamplikasikan teknologi di dalamnya sehingga lebih transparan bagi pelanggan, contoh lain seperti smart meter untuk pencatatan otomatis pemakaian gas bagi pelanggan sehingga lebih akurat dan mudah di monitor, automatic meter reading, bahkan untuk akusisi dan manajemen data meteran pun kami juga sudah akses menggunakan teknologi melalui Giore dan SipGas."
Dengan demikian, PGN terus berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam layanan kepada pelanggan melalui penerapan teknologi yang tepat guna.
Kecerdasan Buatan
Teknologi saat ini telah merambah ke berbagai bidang, termasuk pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) yang tidak hanya mendukung kecerdasan manusia tetapi juga mempercepat pertumbuhan sektor industri serta meningkatkan daya saing bisnis.
PGN mulai menerapkan AI untuk mengembangkan infrastruktur gas bumi, melakukan clustering, dan mempercepat distribusi gas ke seluruh wilayah Indonesia.
"Teknologi dalam hal ini AI yang saat ini marak, membantu kami membangun infrastruktur secara cepat."
Dengan penerapan teknologi ini, PGN mampu mengidentifikasi pasar yang tepat dan mengelompokkan pemanfaatan gas bumi, sehingga penggunaan LPG impor dapat diminimalisir. Hal ini memudahkan PGN dalam mewujudkan transisi energi dan mendukung ekonomi hijau.
Transformasi Digital
Transformasi digital memiliki peran penting dalam mendukung PGN untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 melalui dua pendekatan utama. Pertama, PGN berupaya memperkuat bisnis inti dengan memastikan pasokan gas nasional yang stabil serta mengembangkan infrastruktur gas secara menyeluruh.
Ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, termasuk integrasi Portofolio Gas/LNG dan Jargas melalui penggunaan Oracle Siebel dan PGN Mobile.
Kedua, PGN memulai bisnis rendah karbon dengan mempercepat distribusi Metanol dan Biometana melalui kerja sama dengan Pertamina Group, serta mengembangkan transmisi CCUS/CCS (pipa CO2) yang didukung oleh teknologi terkini.
"Kita dapat mewujudkan ekosistem energi bertumbuh dengan kuat, dengan terus memastikan didalamnya terdapat dasar transformasi digitalisasi dan juga iklim inovasi teknologi. Hal ini bertujuan untuk memberikan layanan yang dapat diandalkan dengan efektif, efisien, serta dapat memberikan efek secara komprehensif."
Ia juga menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, dua kunci utama diperlukan, yaitu kolaborasi dan orkestrasi yang tepat. Keduanya harus dimaksimalkan demi manfaat yang berkelanjutan.