Kinerja Pasar Modal RI Masih Positif di Tengah Gejolak Ekonomi Global
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, hingga Senin (8/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 7,68 persen pada level 7.086,849 dibandingkan dengan akhir 2021.
Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menorehkan berbagai kinerja positif di tengah dinamika perekonomian dunia.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, hingga Senin (8/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 7,68 persen pada level 7.086,849 dibandingkan dengan akhir 2021.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa yang dimaksud dengan anomali pasar? Anomali pasar adalah suatu fenomena di pasar yang terdapat hal-hal yang tidak seharusnya. Bisa juga disebut suatu keadaan yang menyimpang dari hipotesis pasar yang efisien.
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
Aktivitas perdagangan di bursa terlihat cukup baik yang tercermin dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hingga awal Agustus telah mencapai Rp15,4 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari telah mencapai 23,4 miliar saham.
"Dari sisi pencatatan efek sampai dengan 8 Agustus 2022, BEI berhasil menorehkan 38 pencatatan efek saham, enam obligasi baru, dan satu Exchange-Traded Fund (ETF) baru sepanjang tahun 2022. Jika dilihat dari performa sisi pasokan sampai dengan akhir Juni 2022, BEI mencatatkan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat tertinggi dalam lima tahun terakhir di antara bursa- bursa ASEAN lainnya," ujar Iman dalam keterangan di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (11/8).
Selain itu, selama paruh pertama tahun 2022, BEI telah meluncurkan notasi khusus baru 'N' untuk penanda perusahaan dengan multiple voting shares pada 31 Januari 2022, dan penutupan kode domisili yang efektif pada 27 Juni 2022, serta telah menerbitkan peraturan bursa terkait produk waran terstruktur pada 11 April 2022.
Di sisi lain, Direktur Utama KPEI Iding Pardi menyampaikan, hingga akhir Juli 2022, tercatat rata-rata efisiensi penyelesaian dari mekanisme kliring secara netting untuk nilai transaksi bursa sebesar 57,14 persen, sementara efisiensi dari sisi volume transaksi bursa mencapai 62,06 persen.
"Sedangkan nilai transaksi pinjam meminjam efek (PME) sampai dengan Juli 2022 sebesar Rp52,72 miliar, dengan volume 12,88 juta lembar saham. Adapun untuk nilai transaksi Triparty Repo sampai dengan Juli 2022 adalah sebesar Rp612,07 miliar, dengan volume 1,43 miliar lembar saham," ujar Iding.
Untuk mengantisipasi kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan mengelola risiko kredit, KPEI melakukan pengelolaan agunan Anggota Kliring (AK) dan nasabahnya dengan total nilai agunan per Juli 2022 mencapai Rp31,53 triliun, yang terdiri dari agunan online (agunan yang ditempatkan melalui rekening efek di KSEI) sebesar Rp24,19 triliun dan agunan offline (agunan yang dikelola langsung oleh KPEI) sebesar Rp7,33 triliun.
Sementara itu, Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, berdasarkan data yang tercatat di KSEI, terdapat pertumbuhan jumlah investor di Indonesia. Berdasarkan jumlah Single Investor Identification (SID), jumlah investor pasar modal naik 25 persen dari 7,49 juta investor pada 2021 menjadi 9,38 juta pada 8 Agustus 2022.
Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham berjumlah 4,07 juta investor, reksa dana 8,7 juta investor, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 740.184 investor.
Dari sisi demografi per 8 Agustus 2022, lanjut Uriep, investor individu di Indonesia didominasi oleh 62,89 persen laki-laki, 59,16 persen berusia di bawah 30 tahun, 32,68 persen pegawai, 61,87 persen berpendidikan terakhir SMA dan 49,40 persen berpenghasilan Rp10 juta hingga Rp100 juta per tahun.
KSEI juga mencatat, saat ini terdapat 37 Perusahaan Efek yang bekerja sama dengan Bank Rekening Dana Nasabah (RDN) untuk melayani pembukaan rekening online tanpa perlu tatap muka.
"Selain itu, sejak akhir Januari 2022, KSEI telah resmi mendapatkan izin operasional sebagai anggota BI Fast Payment (BI-FAST) dalam rangka meningkatkan efisiensi transaksi dana di pasar modal Indonesia. KSEI juga merupakan satu-satunya institusi non-bank dari total 52 anggota BI-FAST," pungkas Uriep.
(mdk/azz)