Kisah Gamsunoro, Kapal Pengangkut Minyak Arungi Samudera Lewati Tantangan Geopolitik Laut Merah Hingga Menuju Terusan Panama
Gamsunoro menjalani proses docking di Pelabuhan Tuzla, Turki, selama satu bulan sebelum kembali berlayar ke samudera.
Apakah Anda masih ingat dengan kapal berbendera Indonesia yang berhasil melewati tantangan geopolitik di Laut Merah awal tahun ini?
Ya, itu adalah Kapal Gamsunoro, milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang telah menjadi sorotan karena prestasinya. Sejak beroperasi di rute internasional pada tahun 2021, kapal ini baru saja menyelesaikan pembaruan teknologi dan fasilitasnya untuk menuju Terusan Panama.
- Penampakan Kapal Kargo Pengangkut Beras dan Semen Tenggelam di Teluk Kupang, Kok Bisa?
- Kasal soal Kerja Sama Maritim dengan China: Kita Jaga Stabilitas Keamanan dan Perdamaian di Kawasan
- 15 ABK Putra Sumber Mas Dilaporkan Hilang Usai Cari Ikan di Pulau Masalembu
- Prabowo Lepas KRI dr Radjiman Kirim Bantuan ke Gaza: Saudara akan Melewati Kawasan Laut Berbahaya
Gamsunoro menjalani proses docking di Pelabuhan Tuzla, Turki, selama satu bulan sebelum kembali berlayar ke samudera.
Docking merupakan perawatan rutin yang dilakukan setiap lima tahun, mencakup pemeliharaan lambung kapal, perbaikan mesin, serta peningkatan sistem pengolahan air ballast.
Proses ini sangat penting bagi setiap kapal untuk memastikan efisiensi energi dan keberlanjutan operasional. Kapal pengangkut minyak mentah berbobot 100.000 deadweight tonnage (DWT) ini juga sedang mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan melintasi Terusan Panama.
Pjs Corporate Secretary PIS, Vega Pita, menjelaskan bahwa Gamsunoro adalah salah satu dari 102 kapal milik PIS yang berperan penting dalam distribusi energi.
"Begitu proses docking selesai, kapal akan menjalani uji coba laut sebelum berlayar ke perairan Amerika Serikat. Kami selalu meyakini bahwa pemeliharaan kapal adalah langkah strategis untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap layanan dan operasional PIS," ungkap Vega.
Kapal Gamsunoro, yang termasuk dalam kategori aframax, telah beroperasi di berbagai perairan internasional seperti Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika sejak tahun 2021, serta segera memperluas jangkauannya ke Amerika.
Kapal ini dilengkapi dengan berbagai peralatan standar internasional, termasuk Panama Chock dan Suez Canal Certificate, yang menjamin kelancaran operasional di terusan internasional seperti Terusan Panama dan Terusan Suez.
Penyesuaian Fitur Kapal
Proses docking kapal MT Gamsunoro juga menjadi kesempatan untuk melakukan penyesuaian fitur kapal agar dapat beroperasi di area tertentu.
Penyesuaian ini dilakukan pada kapal pengangkut minyak mentah terbesar ketiga milik Pertamina untuk memenuhi regulasi baru yang diberlakukan untuk jalur Terusan Panama.
Saat ini, PIS telah beroperasi di lebih dari 60 rute internasional dan melayani lebih dari 30 klien global, dengan adanya dua kantor perwakilan yang berada di Asia Pasifik (Singapura) dan Timur Tengah (Dubai) untuk memenuhi kebutuhan mitra pihak ketiga.
Dengan jaringan yang luas ini, PIS berambisi untuk mencapai kapitalisasi pasar hingga USD 8,9 miliar pada tahun 2034. Transformasi dalam aspek bisnis dan operasional yang semakin modern telah menjadikan PIS sebagai pemimpin dalam logistik maritim di Asia Tenggara dan salah satu yang diperhitungkan di tingkat global.
Menyeberangi Laut Merah
Salah satu indikator pertumbuhan yang signifikan adalah peningkatan porsi pasar non-captive PIS, yang pada semester pertama tahun 2024 telah mencapai 19,2 persen. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen berasal dari klien internasional.
"Kita sadar bahwa kepercayaan klien terhadap layanan PIS begitu besar sehingga keandalan kapal adalah salah satu prioritas utama kami. Pemeliharaan Kapal Gamsunoro ini pada akhirnya akan mendukung upaya PIS dalam meningkatkan porsi pasar non-captive yang kini terus berkembang," pungkas Vega.
Perlu dicatat bahwa Kapal Gamsunoro telah berhasil melintasi Laut Merah dan melanjutkan pelayarannya di Terusan Suez pada awal tahun ini, meskipun di tengah kondisi perairan yang semakin menghangat.
Pada saat itu, kapal tersebut sedang mengangkut kargo minyak mentah dan berhasil menavigasi lautan menuju perairan Amerika Serikat. Keberhasilan ini menjadi bukti keandalan armada serta awak kapal PIS dalam menghadapi tantangan di perairan internasional.