Kisah Pria Palsukan Kematian dan Cairkan Asuransi, Akhirnya Menyesal
Pada awal bulan November, pihak berwenang berhasil menghubungi Ryan Borgwardt yang kini berada di Eropa Timur.
Seorang pria berusia 44 tahun dari Wisconsin, Amerika Serikat (AS), Ryan Borgwardt dilaporkan hilang setelah melakukan aktivitas kayak di Green Lake.
Awalnya, semua bukti menunjuk pada kemungkinan kecelakaan yang fatal, karena perahu kayaknya ditemukan terbalik di danau, sementara kendaraan dan trailer miliknya juga ditemukan di dekat taman.
- Kini Ada Asuransi Syariah untuk Penyakit Kritis dari Tahap Awal, Bisa Dapat Manfaat Perlindungan Hingga Rp1 Miliar
- Asuransi BRI Life Catat Telah Bayar Klaim Nasabah Rp2,8 Triliun Hingga Juli 2024
- PT BRI Life Catat Laba Bersih Kuartal I 2024 Rp149,3 Miliar
- 18,8 Juta Keluarga Bakal Terima BLT Mitigasi Risiko Pangan Senilai Rp600.000, Ini Bocoran Waktu Pencairannya
Pencarian darurat yang dilakukan oleh pihak berwenang berhasil menemukan beberapa barang pribadi milik Borgwardt, seperti alat pancing dan kotak alat, yang semakin memperkuat dugaan bahwa ia mungkin tenggelam. Namun, situasi mulai berubah ketika penyelidikan mengungkapkan fakta-fakta mengejutkan.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa ayah dari tiga anak ini melintasi perbatasan Kanada, dan otoritas setempat mengonfirmasi bahwa paspornya digunakan sehari setelah ia dilaporkan hilang.
Penemuan ini mengungkapkan adanya rencana besar yang disusun oleh Borgwardt untuk memalsukan kematiannya dan meninggalkan keluarganya.
Pada awal bulan November, pihak berwenang berhasil menghubungi Ryan Borgwardt yang kini berada di Eropa Timur. Dalam sebuah konferensi pers, Sheriff Mark Podoll mengungkapkan bahwa meskipun Borgwardt telah mengakui semua tindakannya, ia masih enggan untuk kembali ke rumah.
"Berita baiknya adalah ia masih hidup dan dalam keadaan baik. Berita buruknya, kami belum mengetahui lokasi tepatnya dan ia belum memutuskan untuk pulang," ujar Podoll, seperti dilansir odditycentral.
Rencana Disiapkan Secara Matang
Borgwardt mengungkapkan kepada penyelidik bahwa ia telah merencanakan pemalsuan kematiannya selama beberapa bulan.
Rencananya dimulai dengan menyembunyikan sepeda listrik di dekat lokasi peluncuran perahu di Green Lake, lalu ia berkeliling menggunakan kayak dan perahu karet kecil.
Setelah membalikkan kayaknya dan membuang ponselnya ke dalam air, Borgwardt kembali ke pantai dengan menggunakan perahu karet, menaiki sepeda, dan melanjutkan perjalanan sejauh 80 mil menuju Madison pada malam hari.
Dari Madison, ia melanjutkan perjalanannya dengan naik bus ke Detroit, melintasi perbatasan Kanada, dan akhirnya terbang ke Eropa menggunakan paspor baru.
Borgwardt juga mengambil langkah-langkah untuk menghapus jejak digitalnya sebelum menghilang.
Ia mengganti hard drive komputernya dan menghapus riwayat pencarian, serta mengambil polis asuransi jiwa senilai USD 375.000 yang diduga ditujukan untuk membantu keluarganya.
Selain itu, ia memindahkan dana ke rekening luar negeri, mengganti alamat email, dan berkomunikasi dengan seorang wanita yang diduga berada di Uzbekistan.
Kontak terakhir yang dilakukan oleh pihak berwenang dengan Borgwardt terjadi melalui seorang wanita yang berbicara bahasa Rusia.
Namun, belum ada kepastian apakah wanita ini adalah orang yang sama yang ia ajak berkomunikasi sebelum menghilang. Dalam upaya untuk menghilangkan jejaknya, Borgwardt melakukan berbagai langkah yang menunjukkan betapa seriusnya rencananya untuk menghilang tanpa jejak.
Menyesali Perbuatannya
Dalam dialog dengan pihak berwenang, Borgwardt menyatakan penyesalannya atas tindakan yang telah dilakukannya. Ia menyadari bahwa perbuatannya telah menimbulkan trauma yang mendalam bagi istri dan ketiga anaknya.
Sheriff Podoll menjelaskan bahwa Borgwardt mengaku sedang menghadapi masalah pribadi yang besar dan merasa tidak memiliki pilihan lain.
Beberapa laporan media juga berspekulasi bahwa salah satu alasan utamanya adalah ia jatuh cinta pada wanita lain, sehingga memutuskan untuk menikahinya dan memulai hidup baru di Eropa.
Meskipun demikian, Borgwardt juga mengakui bahwa ia telah menyebabkan kerugian besar, baik bagi keluarganya maupun pihak berwenang AS yang telah mengeluarkan dana dan sumber daya yang sangat besar untuk mencari jasadnya.
"Ia merasa bahwa pencarian akan berhenti dalam dua minggu, dan ia merasa itu adalah waktu yang tepat untuk menghilang," ungkap Sheriff Podoll.
Borgwardt juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa jika ia kembali, akan sulit untuk diterima oleh masyarakat dan keluarganya. Namun, sheriff menegaskan bahwa komunitas setempat siap untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kedua.
"Apa hadiah terbaik yang bisa ia berikan pada anak-anaknya? Hadiah itu adalah hadir untuk mereka di Natal ini," kata Podoll, berharap agar Borgwardt akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dan memperbaiki kesalahan yang telah ia buat