Kominfo Ingin Startup Indonesia Bisa Mengalahkan Silicon Valley Milik AS
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptakan startup yang dimulai dari anak-anak muda. Ia sampai mencontohkan startup di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS) yang menurutnya menjadi nomor satu di dunia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, menargetkan 5000 perusahaan rintisan atau startup dalam 5 tahun ke depan. 5000 perusahaan tersebut, tergabung dalam Gerakan 'The Next 1000++ Digital Startup' yang diinisiasi oleh Kominfo sejak tahun 2016.
Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang PMO dan Ekonomi Digital Lis Sutjiati menyampaikan, bahwa sebenarnya dari Kominfo bukan menargetkan 5000 startup tetapi lebih kepada ide-ide besar anak muda sekarang atau generasi milenial.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
"Sebenarnya bukan menargetkan 5000 startup. Tapi kita lebih menargetkan menjaring ide-ide besar yang ada di setiap anak Indonesia untuk bisa bisa memulai di proses. Jadi itu targetnya (waktunya) tidak terbatas," kata Lis saat usai ditemui dalam acara Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, di Kota Denpasar, Sabtu (7/9).
Lis mengatakan, untuk menciptakan startup baru dari pihak pemerintah akan memfasilitasi ide-ide besar anak-anak muda Indonesia.
"Karena dari satu ide menjadi solusi dan menjadi startup itu bukan hitungan tahun. Tapi kita pastikan bahwa ide-idenya sudah mulai di proses ada yang nanti jadinya dalam satu tahun atau 2 sampai 3 tahun. Tapi kayaknya banyak ide-ide besar itu proses 5 tahun untuk bisa menjadi besar," jelasnya.
Lis juga memaparkan, partisipasi startup di Indonesia sejak tahun 2016, sudah mencapai 45.000 startup. "Kalau dari partisipasi dari tahun kemarin saja 2016, yang partisipasi sudah 45 ribu. Tapi kan masih terus di proses, 45 ribu itu kan bergabung menjadi satu tim nanti akan diulang lagi. Kedepannya diharapkan kita bisa memproses sampai 150 ribu ide-ide baru," katanya.
Lis juga menyampaikan, kendala menciptakan startup baru dari kalangan muda Indonesia adalah kurangnya kegigihan dan cepat menyerah. "Kendalanya adalah mungkin kegigihan, karena budayanya kita lebih kayak sekolah, masuk kalau misalnya tidak selesai (atau) gagal cari yang lain," jelasnya.
Menurut Lis, untuk menjadi inteprener dan menjadi solusi seharusnya anak-anak muda jangan mudah menyerah dan terus mengejar impiannya hingga tercapai. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptakan startup yang dimulai dari anak-anak muda. Ia sampai mencontohkan startup di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS) yang menurutnya menjadi nomor satu di dunia.
"Kalau potensinya (Indonesia) luar biasa. Waktu kami di Silicon Valley untuk bisa mereka menjadi nomor satu di dunia mereka karyawan itu terdiri dari 130 kebangsaan. Kenapa, karena buat mereka untuk bisa maju mereka memberikan kreativitas inovasi. Mereka saja dari 130 kebangsaan, Indonesia minimum memiliki 13.000 etnik, 13.000 bahasa dan budaya. Jadi potensi kita sudah 100 kali lipat dibanding Silicon Valley," jelasnya.
Baca juga:
Tingkatkan Pengguna, Shopee Bakal Keluarkan Fitur Game dan Hiburan
Ronaldo Bikin Jumlah Pengguna Shopee Meningkat
Ekspansi Bisnis di Indonesia, OYO Siapkan Investasi Rp4,3 Triliun
Bos Bank Indonesia Ingin Petani dan Nelayan Masuk E-commerce
Mitra Pemilik Hotel OYO Kini Bisa Pantau Bisnis dari Aplikasi
Digiasia Gandeng Gluu, Pengguna Bisa Tukar Voucher dengan Produk Digital
Startup Beauty Tech Ini Dapat Pendanaan USD 40 Juta