Konglomerat Vietnam Jor-Joran Investasi Startup Rp2,35 Triliun, Siap Bidik Pasar Indonesia
VinVentures berpotensi membawa perubahan signifikan dalam ekosistem startup teknologi di Vietnam dan kawasan Asia Tenggara.
Konglomerat Vietnam, Pham Nhat Vuong menggelontorkan USD150 juta atau sekitar Rp2,35 triliun untuk investasi perusahaan rintisan (start-up). Pemilik Vingroup itu berambisi di sektor teknologi dengan meluncurkan VinVentures.
Dilansir Forbes, dalam skala jangka pendek, Pham Nhat akan mengoptimalkan VinVentures di Vietnam. Kemudian, dalam target jangka Panjang dia akan berekspansi ke pasar regional seperti Singapura, Indonesia, dan Filipina.
- Begini Kondisi Ekosistem Startup Indonesia sepanjang 2024 Menurut Endeavor
- Mobil Listrik Vietnam VinFast Laku Keras oleh Masyarakat Lokal, Kenaikan Tembus 66 Persen
- Perusahaan Modal Ventura Kumpulkan Investasi Rp1,1 Triliun untuk Startup di Asia, Indonesia Kebagian Rp146 Miliar
- Perusahaan Otomotif Vietnam Bakal Investasi Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI
VinVentures dijadwalkan mengalokasikan dana sebesar Rp782,9 miliar dalam tiga hingga lima tahun mendatang untuk mendukung perusahaan tahap awal di bidang kecerdasan buatan (AI), semikonduktor, dan komputasi awan. Adapun, sisa dana sebesar hampir Rp1,57 triliun berasal dari portofolio aset yang diakuisisi dari investasi teknologi Vingroup sebelumnya.
Saat ini, portofolio VinVentures telah mencakup tujuh startup, di mana enam di antaranya bergerak di bidang solusi mobilitas listrik (e-mobility). Inisiasi baru ini menunjukkan peningkatan kembali minat Vingroup terhadap inovasi teknologi setelah sebelumnya lebih terfokus pada sektor kendaraan listrik melalui VinFast.
"Berinvestasi pada perusahaan rintisan teknologi secara konsisten telah menjadi prioritas strategis bagi Vingroup saat bertransisi menjadi konglomerat teknologi terkemuka di Vietnam," jelas Vingroup dalam pernyataannya.
Keberhasilan VinFast, Tantangan Baru di Pasar Global
Salah satu unit teknologi terbesar Vingroup, VinFast, telah mencetak sukses di pasar domestik. Hal itu berkat penjualan bulanan kendaraan listrik (EV) yang mencapai lebih dari 9.300 unit pada September lalu yang mengalahkan berbagai pesaing lokal lainnya.
Namun, ekspansi internasional rupanya membawa tantangan tersendiri. Laporan kerugian meningkat di kuartal kedua akibat biaya besar untuk memperluas pasar di luar negeri.
Menurut laporan The Business Time, Vingroup juga sedang mempertimbangkan untuk menjual sebagian sahamnya di dua perusahaan teknologi AI andalan mereka, yaitu VinBrain dan VinAI. Pada Juni lalu, Vingroup tercatat memiliki saham sebesar 49,74 persen di VinBrain dan 65 persen di VinAI.
VinVentures dan Dukungan untuk Startup di Asia Tenggara
VinVentures menambah daftar unit ventura Vingroup yang fokus pada teknologi setelah Vingroup Ventures dan VinTech Fund. Vingroup Ventures yang dibentuk pada 2018 dengan nilai dana hampir Rp1,57 triliun, berencana mengalokasikan tiket investasi antara Rp78 miliar hingga Rp157 miliar. Namun, akhirnya dibubarkan pada awal 2020 tanpa mengumumkan satu pun kesepakatan.
Sementara itu, VinTech Fund bertujuan menciptakan “Silicon Valley di Vietnam” pada 2022 dengan mendukung proyek ilmu pengetahuan dan teknologi tahap awal. Meski demikian, VinTech Fund terakhir kali mengumumkan pendanaan sebesar 86 miliar dong (sekitar Rp52 miliar) yang dialokasikan ke 12 proyek ilmu terapan dan startup lebih dari lima tahun yang lalu.
Dengan VinVentures, Vingroup menerapkan strategi yang lebih terukur untuk investasi dengan target keuntungan yang jelas. Tak hanya itu, Vingroup juga memanfaatkan ekosistem bisnisnya sebagai platform bagi startup untuk menguji dan mengembangkan produk sebelum meluncurkannya ke pasar.
“VinVentures akan memaksimalkan peluang bagi pengembangan ide-ide teknologi inovatif di pasar Vietnam dan kawasan regional, sekaligus menambah sumber pendapatan baru bagi konglomerat ini,” kata perwakilan Vingroup.
Le Han Tue Lam Figur Utama di Balik VinVentures
Direktur Pelaksana VinVentures, Le Han Tue Lam, adalah sosok yang memimpin investasi baru-baru ini. Sebelumnya, dia dikenal sebagai hiu di versi lokal Shark Tank, sebuah acara TV bisnis yang populer di Vietnam. Meski pernah menghadapi kritik atas rumor yang tidak terverifikasi terkait latar belakang profesionalnya, dia tetap dikenal luas sebagai sosok yang berdedikasi di dunia investasi.
Sebelum bergabung dengan VinVentures, Lam memiliki pengalaman selama hampir lima tahun sebagai mitra pengelola di cabang Nextrans Vietnam. Nextrans merupakan perusahaan modal ventura Korea yang telah menanamkan modal pada 32 startup teknologi di Vietnam, termasuk perusahaan-perusahaan terkenal seperti Tiki, TopCV, BuyMed, dan Base.vn.
Dengan pengalaman yang luas di bidang modal ventura dan kepemimpinan di bawah Lam, VinVentures berpotensi membawa perubahan signifikan dalam ekosistem startup teknologi di Vietnam dan kawasan Asia Tenggara.
Reporter Magang: Thalita Dewanty