Awas, Penipuan Properti Makin Canggih, Sudah Pakai Teknologi
Penipuan properti dengan AI semakin meresahkan. Penipu menggunakan deepfake untuk menyamar sebagai pemilik asli dalam upaya mencuri properti.
Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi AI kini telah meningkatkan kemampuan para penipu untuk berbuat lebih mengerikan. Salah satu skema yang paling mencolok adalah upaya untuk mencuri seluruh properti dari pemiliknya.
Marty Kiar, penilai properti di Broward County, Florida, mengungkapkan bahwa penipu hampir berhasil melancarkan skema ini dengan mencoba menipu perusahaan hak milik setempat, yang berperan dalam memastikan transfer hak milik properti secara legal.
-
Bagaimana Deepfake AI bisa digunakan untuk menipu? 'Penipuan digital semakin canggih, terutama dengan maraknya penyalahgunaan teknologi AI,' kata Sati Rasuanto, Co-founder dan Presiden VIDA dalam keterangannya, Selasa (29/10).
-
Mengapa AI digunakan untuk menipu? 'Penipuan digital semakin canggih, terutama dengan maraknya penyalahgunaan teknologi AI,' kata Sati Rasuanto, Co-founder dan Presiden VIDA dalam keterangannya, Selasa (29/10).
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Bagaimana AI membantu keamanan digital? Tak hanya itu, AI juga dapat berperan penting dalam mendeteksi dan mencegah upaya penipuan di ranah digital.
Seperti yang dilaporkan oleh NBC Miami via Futurism, Senin (28/10), bulan lalu, skema dimulai ketika seorang wanita yang mengaku sebagai pemilik sebidang tanah kosong menghubungi perusahaan tersebut, menyatakan ingin menjualnya. Setelah beberapa upaya meyakinkan, wanita itu setuju untuk melakukan panggilan video langsung guna memverifikasi identitasnya.
Namun, yang muncul dalam video bukanlah pemilik asli. Wanita yang tampak di layar sebenarnya adalah deepfake AI yang dirancang untuk menyamar sebagai seorang wanita yang dilaporkan hilang beberapa tahun lalu. "Itu semua adalah citra AI. Yang paling saya khawatirkan adalah seiring berkembangnya teknologi, kita akan melihat ini lebih sering terjadi,” jelas dia.
Penipuan Properti yang Dipermudah oleh AI
Penipuan properti bukanlah hal baru. Karena data properti bersifat publik, siapa pun yang cukup berdedikasi dapat mengumpulkan informasi seperti catatan transaksi dan akta untuk menjalankan penipuan semacam ini.
Namun, dengan bantuan AI, pekerjaan ini menjadi jauh lebih mudah dan cepat. AI mampu mengumpulkan dan menyintesis data dengan kecepatan yang tidak tertandingi, membuat pekerjaan penipu semakin mudah.
"Mereka hanya menciptakan model AI yang membaca semua catatan publik dan data yang bisa mereka dapatkan. Pengolahan data kini otomatis berkat model AI, dan penyamarannya jauh lebih canggih," kata Tyler Adams, CEO perusahaan pencegah penipuan transfer uang, CertifID.