Wamenkominfo Was-was Deep Fake Makin Liar
Langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan pemerintah guna menangkal video palsu.
Langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan pemerintah guna menangkal video palsu.
Wamenkominfo Was-was Deep Fake Makin Liar
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya melindungi kelompok rentan seiring peningkatan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Wamenkominfo Nezar Patria menegaskan telah mengantisipasi peluang penyebaran disinformasi yang menggunakan teknologi AI dan Deep Fake, terutama menjelang Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024.
“Melalui algoritma dan otomasi yang dapat menghasilkan bias maupun otomasi yang bersifat preskriptif serta penyalahgunaan algoritma yang berpotensi menimbulkan disinformasi,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (21/11).
Menurut data dari Home Security Heroes 2023, sebanyak 95.820 video Deep Fake tersebar secara global.
Teknik Depp Fake bisa memanipulasi video, gambar, dan suara secara digital yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.
“Ada peningkatan sebesar 550 persen dari tahun 2019 secara global. Hal yang sangat mengkhawatirkan karena bisa disalahgunakan dan dimanipulasi untuk penipuan, pornografi, dan tujuan jahat lain,” tandas Wamenkominfo.
Tiga Kelompok Rentan
Di era proliferasi AI dan ancaman disinformasi yang makin intensif, Wamenkominfo menilai kelompok rentan memiliki risiko yang lebih tinggi terdampak dan menjadi korban penyalahgunaan teknologi.
Menurutnya, ada tiga dampak dan viktimisasi yang mungkin terjadi, pertama, profiling yang didasarkan pada algoritma AI cenderung bias dan dapat disalahgunakan untuk menargetkan kelompok rentan.
Kedua, dalam beberapa kasus politik dan sosial yang terjadi di platform digital, persebaran disinformasi kerap ditujukan dengan sengaja menargetkan dan merugikan kelompok rentan.
"Ketiga, perempuan menjadi target dalam muatan pornografi yang sengaja diciptakan melalui teknologi Deep Fake," ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo memberikan perhatian penuh pada kelompok rentan seperti perempuan, masyarakat yang tinggal di area rural, kelompok disabilitas, lansia, dan kaum muda.
"Pendekatan yang inklusif mampu menghadirkan teknologi digital yang dapat diakses dan diadopsi semua orang, dan mendukung penggunaan internet serta layanan digital yang bermakna dan aman,"
Wamenkominfo, Nezar Patria.