Laba Anjlok 28 Persen, United Tractors Revisi Target Penjualan Alat Berat
Perseroan merevisi target penjualan alat berat, produk utama perusahaan yang permintaannya melemah akibat pandemi Covid-19. UNTR mematok penjualan alat berat Komatsu antara 1.300-1.400 unit di sepanjang 2020.
PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan pendapatan bersih Rp33,2 triliun pada semester I-2020. Angka tersebut turun 23 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp43,3 triliun.
Pada saat bersamaan, UNTR juga mengantongi laba bersih Rp4,1 triliun di paruh pertama tahun ini, turun 28 persen dari semester I 2019 yang sekitar Rp5,7 triliun.
-
Bagaimana Toyota dan Astra berhasil menjalin kerjasama? Dan dibantu lobi Soedjomo Hoemardani, asisten pribadi Presiden Soeharto, jadilah Toyota memilih Astra sebagai mitra di Indonesia (hlm 76).
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Kapan Toyota dan Astra mendirikan perusahaan patungan? Akhirnya Astra berjodoh dengan Toyota, yang dirayakan mendirikan perusahaan patungan: PT Toyota Astra Motor pada 12 April 1971 dengan kepemilikan saham Astra 51%.
-
Bagaimana TransAstra menangkap sampah luar angkasa? Penggunaan tas pengangkut sampah ruang angkasa ini juga selain digunakan untuk mengangkut puing, juga digunakan untuk menangkap asteroid dan batuan luar angkasa lainnya.
-
Mengapa Toyota memilih Astra sebagai mitra di Indonesia? Toyota tidak pernah benar-benar memintai Astra, tetapi mereka menghendaki mitra dagang yang aman secara politis. Mereka memandang Astra, namun sesungguhnya mereka lihat adalah pemerintah (RI).
-
Bagaimana proses pengecatan mobil di pabrik PT Astra Daihatsu Motor? Pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) untuk pengecatan menggunakan standar manufaktur: Heat Polymerization, proses pengecatan dengan proses dipanaskan dengan suhu minimal 140 derajat celcius. Proses pengecetan manufaktur ADM 4 tahap: cleaning/pembersihan bodi, pelapisan antikarat, surfacer & sealing dengan lapisan terakhir adalah top coating.
Sejalan dengan kinerja tersebut, perseroan pun merevisi target penjualan alat berat, produk utama perusahaan yang permintaannya melemah akibat pandemi Covid-19. UNTR mematok penjualan alat berat Komatsu antara 1.300-1.400 unit di sepanjang 2020.
"Jika lihat progres penjualan alat berat hingga Juli 2020, mungkin estimasi kami penjualan alat berat komatsu 1.300-1.400 unit sampai akhir tahun," kata Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis dalam sesi teleconference, Kamis (27/8).
Sebelumnya, Sara melaporkan, anak usaha PT Astra International Tbk tersebut menargetkan penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.800 unit di 2020, sama seperti capaian tahun sebelumnya.
Adapun sepanjang Januari-Juli 2020, penjualan alat berat Komatsu memang tercatat menurun tajam 56 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada akhir Juli 2020, penjualan tercatat sebesar 938 unit, jauh di bawah akhir Juli 2019 yang sebanyak 2.122 unit.
Sara menjelaskan, rendahnya penjualan alat berat dipengaruhi tren penurunan harga komoditas dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Keduanya berdampak pada penurunan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat.
Strategi Penjualan
Oleh karenanya strategi lain yang dilakukan perseroan untuk tetap mempertahankan kinerja di tengah pelemahan yakni dengan fokus pada layanan perawatan alat berat.
"Kami enggak bisa pungkiri bahwa ada penurunan, jika customer sedang tahan investasi dan tidak terlalu agresif beli alat, yang bisa kita lakukan support alat customer yang masih beroperasi," ungkapnya.
Meskipun angka penjualan menurun, hingga saat ini Komatsu masih mampu menguasai industri alat berat dengan pangsa pasar (market share) mencapai Rp 62 triliun, atau 33 persen dari alat berat nasional per Juni 2020.
Sara menekankan, dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan memang akan lebih realistis dalam mencapai angka penjualan di akhir tahun nanti.
"Jadi kalau bisa lebih dari target yah syukur, kalau buat kami yah realistisnya saja deh. Karena rasanya market masih terpengaruh dua hal itu, harga komoditas dan pandemi," tukas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com