Laba Astra Turun 9 Persen di Semester 1-2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Astra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
PT Astra Internasional, Tbk mencatatkan laba bersih pada semester 1 tahun 2024 sebesar Rp15,85 triliun. Angka ini turun 9 persen pada periode sama di tahun 2023 sebesar Rp17,44 triliun.
Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro menyampaikan kinerja bisnis saat ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah.
Kendati demikian, berdasarkan diversifikasi bisnis, korporasi memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien.
- Ini Kesiapan Astra Infra Hadapi Arus Lalu Lintas Liburan Natal dan Tahun Baru
- Astronot Alami Kesulitan Berpikir Cepat Saat Berada di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
- Satu Tahun di Luar Angkasa, Ini yang Akan Terjadi Dengan Tubuh Kita
- Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
"Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis kami," ujar Djony, Selasa (30/7).
Kerugian yang belum direalisasi atas investasi di saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dan Medikaloka Hermina (HEAL), turut memperparah laba bersih perusahaan.
Adapun nilai kerugian investasi di kedua perusahaan tersebut mencapai Rp817 miliar, berbalik dari semula untung Rp 130 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga akhir Juni 2024, nilai investasi Astra di GOTO dan HEAL masing-masing senilai Rp1,5 triliun dan Rp926 miliar.
Nilai tersebut turun dari akhir Desember tahun lalu yang mana nilai investasi di GOTO senilai Rp1,7 triliun dan di HEAL Rp1,6 triliun.
Capaian laba bersih juga tercermin dengan merosotnya pendapatan perusahaan sebesar 1 persen, pada semester 1 tahun 2024 sebesar Rp159,9 trilun.
Sementara pada periode yang sama di tahun 2023, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp162,3 triliun.
Sementara itu aset Astra naik 4,79 persen menjadi Rp466 triliun pada semester pertama tahun ini, dengan liabilitas juga ikut naik 8,20 persen menjadi Rp211 triliun.