Laba Indofood meroket 92 persen jadi Rp 3,24 triliun
"Sehingga kami dapat membukukan penjualan neto konsolidasi naik menjadi Rp 49,87 triliun dari Rp 47,56 triliun," ujar Anthoni.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan laba bersih Rp 3,24 triliun di sembilan bulan pertama 2016 ini. Angka ini meroket 92,5 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp 1,68 triliun.
Direktur Utama dan CEO Indofood, Anthoni Salim mengatakan, kenaikan laba bersih ini ditopang dari kelompok usaha seperti produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52 persen, 23 persen, 17 persen dan 8 persen terhadap total penjualan perusahaan.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa Indah Permatasari lebih memilih berbelanja di pasar? Indah memutuskan untuk berbelanja di pasar karena bahan yang tersedia lebih segar dan harganya lebih terjangkau.
-
Apa yang Indah Permatasari beli di pasar? Selain membeli ikan dan ayam, ia juga membeli berbagai jenis sayuran dan bahan makanan lainnya.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Mengapa kerupuk emping melinjo Sindangsari sukses di pasaran? Ini menjadi alasan produk tersebut terangkat di pasaran.Kebanyakan para pembeli mendatangi langsung ke Desa Sindangsari, walau tak jarang penjualan online hingga tembus ke negara tetangga juga terjadi.
"Sehingga kami dapat membukukan penjualan neto konsolidasi naik menjadi Rp 49,87 triliun dari Rp 47,56 triliun," ujar Anthoni dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (28/10).
Kenaikan penjualan tersebut turut mendongkrak laba usaha tumbuh 9,4 persen menjadi Rp 5,93 triliun dari Rp 5,42 triluun, dan marjin laba usaha naik menjadi 11,9 persen dari 11,4 persen.
"Ini terutama disebabkan oleh laba selisih kurs tahun ini dibandingkan dengan rugi selisih kurs pada tahun sebelumnya," ungkapnya.
Sementara, anak usaha INDF, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga menorehkan kenaikan laba sebesar 15,9 persen menjadi Rp 2,83 triliun dari Rp 2,44 triliun. Sehingga turut menopang penjualan perusahaan tumbuh 9,9 persen menjadi Rp 26,47 triliun dari Rp 24,10 triliun.
"Kontribusi penjualan dari divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus dan minuman, masing-masing sekitar 64 persen, 20 persen, 7 persen, 2 persen, 2 persen dan 5 persen dari total penjualan," jelas Anthoni.
Menurutnya, periode sembilan bulan ini merupakan periode baik bagi perusahaan mengingat kondisi pasar secara umum serta dilaksanakannya strategi-strategi yang mampu menghasilkan kinerja baik.
Alhasil, laba usaha perusahaan juga tumbuh 24,2 persen menjadi Rp 3,97 triliun dari Rp 3,20 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 15 persen dari 13,3 persen yang disebabkan naiknya penjualan.
Baca juga:
5 Fakta mencengangkan di akhir periode I Tax Amnesty
Ikut Tax Amnesty, bos Indofood ingin ikut bangun Indonesia